Tesla, produsen mobil listrik terkemuka, mengumumkan pemangkasan harga ritel untuk beberapa model mobil listriknya di China dan Amerika Serikat (AS). Diskon yang diberikan cukup signifikan, mencapai US$ 2.000 atau sekitar Rp 32,4 jutaan.
Selain pemangkasan harga mobil, Tesla juga menurunkan harga untuk perangkat lunak pengemudi tanpa awak (Full Self Driving/FSD) menjadi US$ 8.000 atau sekitar Rp 129,6 jutaan. Sebelumnya, perangkat lunak ini dijual seharga US$ 12.000 atau setara Rp 194,4 jutaan.
Menurut laporan dari Reuters, FSD sebelumnya merupakan andalan CEO Tesla, Elon Musk, yang diharapkan akan menjadi sumber pendapatan penting bagi perusahaan. Namun, setelah beberapa tahun, impian tersebut belum terwujud.
FSD seringkali mendapat kritik dari konsumen dan otoritas hukum terkait keamanannya. Banyak kasus kecelakaan yang melibatkan pengguna FSD, yang menimbulkan keraguan terhadap teknologi tersebut.
Elon Musk, CEO Tesla, baru-baru ini mengumumkan rencana ambisius perusahaan untuk meluncurkan proyek “Robotaxi” pada 8 Agustus mendatang. Proyek ini diharapkan menjadi sumber pendapatan baru yang signifikan bagi Tesla.
Tindakan pemangkasan harga dan penurunan harga FSD ini datang setelah Tesla melaporkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, yang memengaruhi sekitar 10% dari total karyawan perusahaan di seluruh dunia, atau sekitar 14.000 orang.
Performa saham Tesla juga terpengaruh oleh berita ini, dengan penurunan harga saham sebesar 6% pada Senin (15/4), diikuti dengan penurunan tambahan sebesar 2,7% pada hari berikutnya. Hal ini menandai harga saham Tesla mencapai level terendah sejak April 2023.
Komentar