Popularitas tiga tiktoker kembar, yang dikenal sebagai D3 kembar, menjadi sorotan netizen karena diduga menerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) meskipun hidup dalam gaya hidup yang hedon.
Kontroversi muncul karena KIP seharusnya diperuntukkan bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu, bukan dari keluarga yang berada bahkan kaya raya.
Dua dari tiga anggota D3kembar, yaitu Dini Diahsari dan Dina Anggraeni, disebut-sebut mendapatkan bantuan beasiswa untuk mahasiswa tidak mampu, seperti dilansir dari Suara.com.
Isu ini menjadi topik hangat di media sosial dan menjadi trending topik, dengan banyak netizen menyebarkan bukti bahwa konten kreator dengan jumlah pengikut yang besar di Instagram tersebut menerima KIP Kuliah.
Selain itu, unggahan liburan mereka di berbagai daerah hingga luar negeri juga menjadi sorotan, karena dianggap tidak sesuai dengan status penerima beasiswa yang seharusnya kurang mampu.
Reaksi keras pun dilontarkan oleh sebagian netizen di media sosial. Mereka menyatakan kegeraman mereka karena anggapan bahwa dana beasiswa tersebut seharusnya diberikan kepada mereka yang lebih membutuhkan.
Bahkan, beberapa netizen menyerukan agar D3kembar mengembalikan dana beasiswa yang telah diterima.
Namun, setelah ketahuan menerima KIP, D3kembar diserang oleh netizen di media sosial. Namun, hujatan-hujatan tersebut justru dihapus oleh ketiganya.
Hal ini menimbulkan reaksi negatif dari netizen yang menyatakan bahwa tindakan penghapusan komentar tersebut hanya memperburuk citra mereka di mata publik.
Reaksi netizen terhadap kontroversi ini bervariasi, namun sebagian besar mengecam perilaku D3kembar yang dianggap tidak pantas. Mereka menyalahkan tindakan tersebut dan menyatakan ketidaksetujuan atas penggunaan dana beasiswa untuk kepentingan pribadi yang dianggap tidak sesuai.
Beberapa netizen mengekspresikan kekecewaan mereka dengan menyatakan bahwa orang-orang yang sebenarnya membutuhkan bantuan beasiswa malah harus bekerja sambil kuliah. Ada juga yang menyebutkan bahwa tindakan tersebut sangat serakah dan tidak etis.
Namun, di tengah kecaman tersebut, ada juga netizen yang menyatakan bahwa penyaluran beasiswa memang seringkali menjadi objek sindikat atau manipulasi, sehingga perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam terhadap penerima beasiswa.
Kontroversi ini menjadi pelajaran bagi semua pihak tentang pentingnya integritas dan tanggung jawab dalam menerima bantuan beasiswa, serta pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana publik.
Semoga hal ini menjadi pembelajaran bagi D3kembar dan juga bagi semua pihak yang terlibat dalam penyaluran bantuan beasiswa di masa mendatang.
Komentar