Rupiah kembali merosot terhadap dolar Amerika Serikat (AS), seiring dengan meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel. Situasi ini menciptakan peluang bagi investor untuk mengakumulasi sejumlah saham yang terdampak oleh sentimen tersebut.
Menurut Senior Analis Teknikal dari Mirae Asset Sekuritas, Tasrul Tanar, meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah telah mendorong penguatan bagi emiten di sektor komoditas dan minyak. Namun, sektor finansial dan konsumer cenderung mengalami pelemahan. Investor disarankan untuk memperhatikan tiga sektor saham ini dalam beberapa waktu ke depan, sementara saham lainnya perlu dihindari untuk sementara.
“Terkait dengan pelemahan rupiah, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Vicky Rosalinda, mengatakan bahwa beberapa emiten akan dirugikan, terutama yang memiliki utang dalam bentuk dolar AS, seperti PT Agung Podomoro Land Tbk., PT Bumi Serpong Damai Tbk., PT Alam Sutera Realty Tbk., dan PT Modernland Realty Tbk. Selain itu, emiten otomotif seperti PT Astra International Tbk. dan emiten farmasi seperti PT Kalbe Farma Tbk. dan PT Kimia Farma Tbk. juga akan terdampak,” ujar Rosalinda.
Rosalinda menambahkan bahwa pelemahan rupiah juga berdampak pada merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang dipicu oleh sentimen global dan domestik. Faktor-faktor seperti rilis data ekonomi AS yang melampaui ekspektasi pasar dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya antara Iran dan Israel, semakin memanas setelah serangkaian serangan drone dan rudal.
“Kondisi ini menjadi kekhawatiran besar pada pasar keuangan global, berdampak pada penerbangan, harga komoditas, hingga inflasi global,” tambahnya.
Dalam situasi ini, investor disarankan untuk melakukan diversifikasi portofolio dengan memperhatikan sektor-sektor saham yang telah disebutkan. “Jangan pernah memboyong saham di dalam satu sektor, lakukan diversifikasi portofolio secukupnya atau minimal tiga saham. Kalau masuknya ragu, ambil setengah dulu supaya kita mampu meredam volatilitas. Kemudian kalau besoknya koreksi, kita juga masih punya ‘peluru’ untuk membeli lagi,” tutup Tasrul.
Komentar