Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) kembali menyoroti pentingnya penanganan yang tepat saat seseorang mengalami serangan epilepsi. Prof Dr. dr. Mahar Mardjono, seorang dokter spesialis neurologi yang bertugas di RSPON, bersama Chairunnisa, menyoroti langkah-langkah krusial yang dapat membantu penderita epilepsi ketika serangan itu terjadi.
Dalam gelar wicara yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Epilepsi Sedunia, Chairunnisa menegaskan bahwa reaksi pertama yang sangat penting adalah untuk tetap tenang. “Jika panik, kemampuan untuk memberikan pertolongan akan terganggu,” ujarnya.
Chairunnisa juga menyoroti kesalahan umum yang dilakukan banyak orang saat menolong penderita epilepsi, yaitu memasukkan benda ke dalam mulut pasien untuk mencegah lidah tergigit. “Jangan pernah memasukkan apapun ke dalam mulut pasien, ini bisa berisiko menyebabkan tersedak,” tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa saat terjadi serangan epilepsi, penderita memerlukan oksigen ke otak, sehingga memastikan jalur napas tetap terbuka menjadi sangat penting. “Jangan menghalangi jalur napas dengan memasukkan benda ke dalam mulut pasien. Biarkan serangan itu berlalu dengan sendirinya,” paparnya.
Chairunnisa juga menyoroti langkah-langkah lanjutan setelah serangan epilepsi mereda. “Perhatikan situasi sekitar dan pastikan tidak ada makanan atau minuman yang bisa menyebabkan tersedak. Bawa penderita ke rumah sakit terdekat jika diperlukan,” tambahnya.
Dalam konteks deteksi dan diagnosis, Chairunnisa menekankan pentingnya dokumentasi. “Dokumentasikan kejadian tersebut, misalnya dengan video, agar dokter dapat mendeteksi gejala epilepsi dan memberikan penanganan yang tepat,” ujarnya.
Selain itu, Chairunnisa juga mengingatkan bahwa tanda-tanda epilepsi tidak selalu terbatas pada mulut berbusa, seperti yang sering dipahami oleh banyak orang. “Melamun, nyeri kepala, serta gerakan yang tidak berhenti-henti juga bisa menjadi tanda-tanda epilepsi. Sensasi-sensasi tertentu yang disebut aura juga sering terjadi sebelum serangan,” jelasnya.
Aura dapat berupa sensasi audio atau visual, serta fenomena deja vu atau jamais vu. “Sangat penting bagi masyarakat untuk memahami tanda-tanda ini guna memberikan pertolongan yang tepat pada penderita epilepsi,” tambahnya.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang epilepsi dan langkah-langkah penanganan yang tepat, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi situasi serangan epilepsi dan memberikan pertolongan yang diperlukan.
Komentar