Bank Indonesia (BI) mencatat total devisa hasil ekspor (DHE) yang disimpan dalam instrumen term deposit (TD) valas mencapai US$ 2,2 miliar per 17 Januari 2024. Meskipun relatif stagnan, jumlah ini menunjukkan kecenderungan menurun dibandingkan periode bulan sebelumnya yang mencapai US$ 2,4 miliar.
Menurut Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, dana yang masuk ke dalam TD valas berasal dari 156 perusahaan dengan partisipasi dari 18 bank. Sebagian besar pengusaha memilih TD valas dengan tenor 3 bulan.
Destry juga mengungkapkan bahwa pemerintah berencana merilis insentif pajak untuk penempatan DHE, yang saat ini sedang disusun oleh tim DHE. Rencananya, insentif ini akan membuat penempatan DHE menjadi lebih menarik dengan produk-produk yang tidak hanya terbatas pada deposito, melainkan seluruh instrumen yang dipersiapkan untuk TD valas DHE.
“Ini memang sedang digodok oleh tim dari DHE juga. Intinya pajaknya nanti pasti akan lebih menarik, dan juga ada produk-produknya tidak hanya deposito, tapi seluruh instrumen yang memang dipersiapkan untuk TD (valas) DHE ini,” ujar Destry dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur di kantornya, Rabu (17/1).
Sejak Agustus 2023, pemerintah telah mewajibkan DHE sebesar minimal 30% ditempatkan ke dalam sistem keuangan Indonesia dengan tenor minimal 3 bulan. Langkah ini diambil untuk mengoptimalkan pemanfaatan devisa hasil ekspor yang sebelumnya banyak parkir di luar negeri.
Komentar