Harianbatakpos.com , JAKARTA – Sebuah tragedi longsor yang melanda Papua Nugini telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan kehancuran besar di desa terpencil di wilayah utara negara tersebut. Otoritas Papua Nugini telah melaporkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai korban bencana ini.
Menurut laporan dari detikNews, petugas berhasil mengevakuasi enam jenazah yang tertimbun longsor. Pusat Bencana Nasional Papua Nugini menyebutkan dalam suratnya kepada PBB bahwa lebih dari 2.000 orang telah tertimbun dan kehancuran yang parah terjadi akibat tanah longsor tersebut.
Ketua Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di Papua Nugini, Serhan Aktoprak, mengungkapkan bahwa longsor yang terjadi di Provinsi Enga pada tanggal 24 Mei lalu lebih parah dibandingkan sebelumnya. Enga merupakan wilayah terpencil di negara tersebut, seperti dilansir dari DetikNews.
Laporan PBB menyebutkan bahwa permukaan tanah yang tidak stabil, lokasi terpencil, dan kerusakan jalan telah menghambat upaya pemulihan bencana di wilayah Papua Nugini setelah terjadinya longsor.
Meskipun petugas telah berada di lokasi, peralatan berat yang diperlukan untuk operasi penyelamatan belum dapat mencapai desa terpencil tersebut karena akses utama terputus. Hanya helikopter yang dapat digunakan untuk mencapai daerah tersebut.
Otoritas Papua Nugini, seperti yang dilaporkan oleh PBB, sedang fokus dalam membersihkan puing-puing dan meningkatkan akses ke desa terpencil tersebut. PBB juga siap untuk memindahkan dan menyalurkan makanan serta air bersih, serta membantu pendirian pusat-pusat evakuasi.
Rekaman video yang diunggah oleh warga desa dan tim media lokal menunjukkan upaya orang-orang dalam mencari korban selamat. Mereka memanjat timbunan bebatuan dan menggali dengan sekop, tongkat, bahkan tangan kosong.
Hingga saat ini, baru enam jenazah yang berhasil ditemukan dan dievakuasi dari timbunan longsor. Namun, PBB memperingatkan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan akan terus bertambah karena upaya pencarian dan penyelamatan masih akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan.
Sebanyak 1.250 orang terpaksa mengungsi akibat longsor tersebut. Lebih dari 150 rumah tertimbun dan sekitar 250 rumah lainnya ditinggalkan oleh penghuninya.
Direktur kelompok bantuan kemanusiaan CARE International untuk Papua Nugini, Justine McMahon, menjelaskan bahwa rumah-rumah tersebut tertimbun tanah hingga setinggi delapan meter. Oleh karena itu, masih banyak puing yang harus digali.
Area terdampak longsor ini dihuni oleh sekitar 4.000 orang. Terletak di dataran tinggi Enga, area tersebut sering diguyur hujan lebat karena berada di selatan khatulistiwa. Pada bulan Maret sebelumnya, provinsi di dekat area tersebut juga dilanda longsor yang menewaskan 23 orang.
Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape, telah memerintahkan para pejabat penanggulangan bencana, Angkatan Pertahanan, dan Departemen Pekerjaan dan Jalan Raya untuk membantu dalam upaya pemulihan di area terdampak longsor.
Hingga saat ini, pemerintah Papua Nugini belum meminta bantuan dari negara lain. Semoga upaya pemulihan dapat dilakukan dengan cepat dan korban yang selamat dapat segera mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Komentar