Jakarta, HarianBatakpos.com – Transaksi bursa saham RI atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir-akhir ini terlihat sangat sepi, bagaikan kuburan. Namun yang menarik, investor asing justru terus melakukan akumulasi saham di pasar modal Indonesia.
Transaksi harian IHSG yang dihimpun dari data RTI Business menunjukkan penurunan nilai sejak awal Agustus 2024, dengan aktivitas transaksi yang sangat minim. Pada Senin, 5 Agustus 2024, IHSG sempat ramai namun jatuh lebih dari 3% dan nyaris terkena trading halt.
Sementara itu, nilai transaksi IHSG pada Senin, 12 Agustus 2024 hanya mencapai Rp6,91 triliun, terendah sejak akhir Juni 2024, jauh di bawah rata-rata transaksi wajar IHSG yang biasanya berada di sekitar Rp10 triliun.
Meskipun demikian, di tengah sepinya transaksi IHSG, aliran dana asing justru terlihat terus masuk ke bursa saham RI. Dalam sebulan terakhir, di pasar regional, investor asing mencatat net buy hingga Rp1,90 triliun.
Secara keseluruhan, aliran modal asing ke pasar saham Indonesia mencapai Rp5,32 triliun, dengan mayoritas transaksi terjadi di pasar negosiasi dan tunai sebesar Rp3,42 triliun.
Namun, perlu diakui bahwa investor asing lebih tertarik membeli saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar. Dalam sebulan terakhir, saham di sektor perbankan seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp1,7 triliun dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp1,4 triliun menjadi incaran utama.
Selain itu, saham dari sektor lainnya seperti PT Astra International Tbk (ASII) diakumulasi asing hingga Rp657 miliar. Diikuti oleh saham emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebesar Rp372,5 miliar, serta saham poultry PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) senilai Rp275,6 miliar.
Komentar