Bank Sentral Kenya, Central Bank, mengumumkan bahwa transaksi mobile money di negara tersebut mengalami stagnasi pada tahun 2023, yang disebabkan oleh dampak inflasi yang lebih tinggi. Pada tahun tersebut, warga Kenya mentransfer sekitar 7,95 triliun shilling atau sekitar 49,15 miliar dolar AS melalui layanan mobile money, mengalami penurunan dari 49,2 miliar dolar pada tahun sebelumnya. Ini merupakan penurunan pertama dalam 17 tahun sejak layanan mobile money diperkenalkan di Kenya pada tahun 2007.
Pada Desember 2023, jumlah transfer uang melalui layanan mobile money mencapai puncak tertinggi sebesar 4,87 miliar dolar, sementara pada bulan Februari jumlahnya mencapai level terendah yaitu 3,57 miliar dolar. Penurunan ini diatributkan kepada kenaikan inflasi yang signifikan, mencapai 9 persen pada beberapa periode, yang mempengaruhi daya beli konsumen.
Meskipun inflasi turun menjadi 6,6 persen pada Desember 2023, hal ini masih di atas target Bank Sentral sebesar 5 persen. Penggunaan mobile money yang stagnan ini menandai pertama kalinya penggunaan tahunan mengalami penurunan sejak diperkenalkannya layanan tersebut pada tahun 2007. Analis mencatat bahwa tekanan inflasi cenderung mengurangi pengeluaran diskresi, yang sebagian besar dilakukan oleh konsumen Kenya melalui layanan mobile money. Pada akhir Desember 2023, jumlah agen mobile money mencapai 322.000, sementara jumlah langganan mencapai 77,2 juta.
Komentar