Ekbis
Beranda » Berita » Transisi Ekonomi dan Energi Hijau Bisa Memicu “Green Inflation”

Transisi Ekonomi dan Energi Hijau Bisa Memicu “Green Inflation”

Transisi Ekonomi dan Energi Hijau Bisa Memicu "Green Inflation"

Prof. Syafruddin Karimi, seorang pakar ekonomi dari Universitas Andalas Sumatera Barat (Sumbar), memperingatkan pemerintah terkait potensi dampak inflasi yang cukup tinggi akibat transisi ekonomi dan energi hijau. Menurutnya, perlu langkah antisipasi yang tepat untuk mengatasi potensi “green inflation.”

“Transisi ekonomi dan energi hijau ini akan menyebabkan perubahan harga. Kalau harga makin tinggi, maka otomatis inflasi akan meningkat atau istilahnya green inflation,” ungkap Prof. Syafruddin Karimi di Padang pada hari Senin.

Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan terhadap debat calon wakil presiden (cawapres) pada Minggu malam yang membahas tema “Pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, dan masyarakat adat.”

Defisit APBN Mei 2025 Turun Jadi Rp 21 Triliun, Sri Mulyani: Masih Aman untuk Anggaran Negara

Prof. Karimi menyatakan bahwa ketika pemerintah memutuskan untuk beralih ke konsep ekonomi hijau atau energi ramah lingkungan, biaya yang dikeluarkan akan menjadi jauh lebih besar. Dampaknya akan terlihat pada peningkatan harga barang-barang yang dibutuhkan.

“Harga-harga pasti akan meningkat, dan ini bisa menyebabkan inflasi,” tambahnya.

Di sisi lain, transisi ke ekonomi hijau juga dapat berpotensi menurunkan harga suatu barang. Jika hal itu terjadi, Prof. Karimi meyakini bahwa banyak masyarakat akan bersedia beralih ke energi baru terbarukan, seperti kendaraan listrik.

Meskipun demikian, implementasi ekonomi dan energi hijau di Indonesia belum merata. Prof. Karimi menyoroti ketersediaan stasiun pengisian daya kendaraan listrik yang masih terpusat di banyak kota besar.

Harga Emas Antam Naik Hari Ini! Cek Update Terbaru Per Gramnya

Oleh karena itu, lulusan Florida State University tersebut memberikan peringatan kepada pemerintah bahwa dalam upaya menuju ekonomi dan energi hijau, tidak hanya diperlukan dukungan finansial yang kuat, tetapi pemerataan fasilitas juga harus menjadi perhatian utama.

“Tidak dapat dipungkiri bahwa ketersediaan fasilitas energi hijau belum merata. Sebagai contoh, stasiun pengisian daya kendaraan listrik masih terpusat di banyak kota besar,” tegasnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan