Jakarta, HarianBatakpos.com – Tren positif penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya terhenti pada hari ini. Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan akibat situasi politik dalam negeri yang semakin memanas, memengaruhi stabilitas mata uang Indonesia.
“Ya salah satunya begitu karena transisi dan dinamika politik,” ungkap Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), Hosianna Situmorang, kepada CNBC Indonesia, Kamis (22/8/2024). Penurunan nilai tukar rupiah ini menunjukkan dampak ketidakpastian politik terhadap ekonomi Indonesia.
Meskipun demikian, ada faktor lain yang turut memengaruhi kondisi ini, yaitu profit taking yang dilakukan oleh investor. Berdasarkan laporan Refinitiv, pagi ini nilai tukar rupiah kembali melemah menjadi Rp15.500/US$, atau turun 0,13% dari harga penutupan sebelumnya pada Rabu (21/8/2024) yang berada di Rp15.480/US$.
Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) mengalami penguatan sebesar 0,21% ke titik 101,25. Hal ini menunjukkan pergeseran kekuatan mata uang global yang mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail menambahkan bahwa ketidakpastian politik juga disebabkan oleh kekhawatiran investor terkait pengesahan beberapa perubahan dalam RUU Pilkada oleh Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Perubahan tersebut mencakup syarat ambang batas pencalonan pilkada dan batas usia minimal calon gubernur. Partai yang memiliki kursi di DPRD harus memenuhi syarat 20 persen kursi DPRD atau 25 persen suara pemilu sebelumnya, sedangkan partai tanpa kursi di DPRD memiliki syarat yang berbeda.
“Iya politik orang takut, ketidakpastian politik tinggi. Karena kalau DPR berbeda dengan keputusan MK ada kemungkinan pilkada ulang,” ujarnya. Jika terdapat judicial review ke Mahkamah Konstitusi (MK), ada kemungkinan MK bisa menganulir hasil pilkada jika berbeda dengan keputusan DPR, yang berpotensi menimbulkan ketidakpastian politik lebih lanjut,” terang Ahmad Mikail.
Dengan adanya ketidakpastian politik dan perubahan regulasi ini, investor dan pasar akan terus memantau perkembangan untuk menilai dampaknya terhadap nilai tukar rupiah dan stabilitas ekonomi Indonesia.
Komentar