Medan, HarianBatakpos.com – Masyarakat saat ini ramai-ramai mengalihkan aset ke dalam emas sebagai antisipasi ketidakpastian ekonomi dunia. Fenomena ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk akademisi. Dosen dan peneliti Universitas Islam Indonesia (UII), Listya Endang Artian, menjelaskan dampak dari tren ini terhadap ekonomi Indonesia.
Dampak Pindah Aset ke Emas
Menurut Listya, lonjakan permintaan emas di tengah ketidakpastian global menunjukkan bahwa masyarakat berusaha mengamankan aset mereka. “Karena emas memiliki korelasi rendah, bahkan negatif, terhadap aset seperti saham dan obligasi. Menjadikannya pelindung nilai yang efektif dalam kondisi krisis atau ketidakpastian ekonomi,” kata dia. Kenaikan harga emas yang signifikan, mencapai sekitar 3.350 dolar AS per ons pada awal April 2025, mencerminkan perubahan preferensi masyarakat.
Sementara itu, perpindahan aset ini mencerminkan krisis kepercayaan terhadap stabilitas nilai uang dan sistem keuangan nasional. Listya mengingatkan bahwa ketika publik beralih ke emas, hal ini bisa menimbulkan dampak negatif pada pembiayaan sektor riil. “Karena dana yang seharusnya dapat digunakan untuk investasi produktif justru mengendap dalam bentuk aset non-produktif seperti emas,” jelasnya.
Tantangan bagi Kebijakan Ekonomi
Pindahnya aset ke emas juga membawa tantangan bagi lembaga keuangan. Menurut data dari Bank Indonesia, pertumbuhan simpanan deposito mengalami perlambatan, yang menunjukkan pergeseran preferensi masyarakat. Listya mengingatkan bahwa hal ini dapat mengganggu fungsi intermediasi lembaga keuangan, terutama jika dipicu oleh sentimen negatif terhadap kebijakan moneter.
Dalam konteks ini, pemerintah dan bank sentral memiliki peran strategis. Kepercayaan terhadap kebijakan fiskal dan moneter harus dikelola dengan baik untuk mencegah perpindahan kekayaan dari sektor formal. Listya menekankan pentingnya transparansi komunikasi kebijakan dan penyediaan instrumen investasi yang inklusif agar dana publik tidak hanya mengalir ke emas.
Kebijakan publik perlu difokuskan pada pengelolaan ekspektasi inflasi, meningkatkan literasi investasi, dan menyediakan alternatif investasi yang kompetitif. Dengan pendekatan ini, diharapkan masyarakat tidak hanya bergantung pada emas sebagai aset lindung nilai, tetapi juga berinvestasi dalam instrumen yang produktif dan transparan.
Komentar