Washington DC, harianbatakpos.com – Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa gencatan senjata Israel Iran telah resmi disepakati, menyusul ketegangan selama 12 hari terakhir. Pernyataan itu ia sampaikan melalui akun media sosial Truth Social pada Senin 23 Juni 2025 malam, di mana Trump menyebut bahwa kesepakatan ini akan berlaku enam jam setelah pengumuman.
Trump mengeklaim bahwa gencatan senjata antara Israel dan Iran dimulai secara bertahap, dimulai dari Iran, disusul Israel, dan secara resmi berakhir dalam waktu 24 jam. “Selamat untuk semua pihak!” tulis Trump, yang menyebut keberhasilan ini sebagai akhir dari perang 12 hari di Timur Tengah.
Pernyataan Trump yang menyebut keberhasilan mediasi konflik Iran Israel ini menuai perhatian luas. Ia mengklaim berhasil menengahi kesepakatan tersebut lewat komunikasi langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, serta melalui timnya yang juga berinteraksi dengan pejabat tinggi Iran. Wakil Presiden AS JD Vance, Menlu AS Marco Rubio, dan utusan khusus Steve Witkoff disebut ikut terlibat dalam proses komunikasi tersebut.
Di tengah kabar gencatan senjata Israel Iran yang diumumkan oleh Trump, pihak Iran menyampaikan pernyataan berbeda. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi membantah adanya kesepakatan resmi. Dalam unggahan di platform X pada Selasa 24 Juni 2025, Araghchi mengatakan bahwa belum ada perjanjian formal mengenai penghentian operasi militer.
“Sampai saat ini, tidak ada kesepakatan gencatan senjata atau penghentian serangan militer,” tulis Araghchi. Namun ia menambahkan bahwa jika Israel menghentikan serangan sebelum pukul 04.00 pagi waktu Teheran, maka Iran tidak akan melanjutkan serangan balasan.
Konflik ini semakin memanas setelah Iran menyerang pangkalan udara AS di Qatar pada Senin 23 Juni 2025 sebagai balasan atas serangan terhadap situs nuklir Iran sehari sebelumnya. Trump menyebut serangan itu sebagai respons simbolik dan mengaku sudah memprediksinya.
Menurut laporan, tidak ada korban jiwa dalam serangan terhadap Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, pangkalan militer terbesar AS di kawasan. Trump bahkan berterima kasih kepada Teheran karena telah memberikan peringatan dini sebelum meluncurkan serangan, yang menurut analis militer Marina Miron dari King’s College London, dilakukan untuk menjaga “muka” Iran dan meredakan ketegangan.
Miron menjelaskan bahwa serangan simbolik ini menunjukkan Iran tidak berniat memperluas konflik. “Iran tahu pesawat dan personel sudah dievakuasi, jadi serangan ini lebih bersifat politis,” ujarnya kepada DW.
Sementara itu, di tengah pengumuman gencatan senjata, militer Israel (IDF) tetap meminta warga di Distrik 6 dan Distrik 7 Teheran untuk mengungsi, karena akan ada operasi militer lanjutan di wilayah tersebut. Kantor berita AFP melaporkan ledakan hebat di wilayah ibu kota Iran pada Selasa dini hari, tak lama setelah peringatan dari Israel disampaikan.
Situasi terbaru menunjukkan bahwa meskipun Trump mengumumkan gencatan senjata Iran Israel, kondisi di lapangan masih jauh dari tenang. Para analis menyebut bahwa wilayah Teluk tetap berpotensi mengalami serangan lanjutan jika kesepakatan tidak benar-benar dijalankan oleh kedua pihak.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar