Jakarta, Batak Pos – Presiden Joko Widodo belakangan terlihat intensif melakukan kunjungan kerja di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam beberapa kesempatan, termasuk bermain sepak bola bersama anak-anak di DIY, Jokowi juga bertemu dengan tokoh-tokoh penting, termasuk Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang berada di luar kubu pemerintah.
Kehadiran Jokowi di wilayah yang dikenal sebagai “Kandang Banteng,” basis Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), memunculkan pertanyaan mengapa presiden memilih untuk mengguncang basis suara yang selama ini dianggap solid, terutama dengan kehadiran Prabowo Subianto di sejumlah acara.
Dikutip dari Kompas.com, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam, menyebut bahwa strategi ini bertujuan untuk merayu pemilih loyal PDI-P dan pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Menurutnya, mengingat kesulitan kubu Prabowo-Gibran dalam mencuri suara dari kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar karena perbedaan karakter pemilih, “Jokowi semakin intens ‘menggarap’ Jawa Tengah-DIY, sehingga terjadi potensi kanibalisme elektoral.”
Umam menegaskan bahwa upaya menggerus kekuatan dan dominasi PDI-P di Jawa Tengah menjadi salah satu faktor penentu kemenangan dalam Pilpres 2024, terutama jika sel-sel politik Jokowi dibantu oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran dapat menggeser dominasi PDI-P di daerah tersebut.
Seiring dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang besar di Jawa Timur, kemungkinan hasil pemilu akan terdistribusi secara merata di wilayah tersebut, sedangkan Jawa Barat, Banten, dan Jakarta menjadi medan pertarungan yang seru dan seimbang.**
Komentar