MEDAN, BP: Puluhan Tokoh Masyarakat(Tomas) dan Tokoh Agama (Togama) Sumut bertemu dengan Bishop Gereja Methodis Indonesia(GMI) Pdt K Willy Sinurat STh di Kantor Pusat GMI Jalan Kartini Medan, Kamis(31/5/2018).
Tujuan pertemuan itu untuk melakukan doa bersama buat Pemilihan Kepala Daerah Gubernur Sumatera Utara(Pilkada Gubsu) damai yang akan berlangsung 27 Juni 2018 mendatang.
Rombongan Tomas dan Togama yang dipimpin langsung Ronal Naibaho MSi terdiri dari Wakil Ketua Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA), Pdt Antoni Silaban, Pdt B Manullang, mantan Wagubsu Lundu Panjaitan SH, Nelson Parapat, politisi PDIP Effendy Naibaho.
Ronald Naibaho MSi mantan Ketua GAMKI dan anggota DPRD Sumut dalam pengantarnya nenyebutkan bahwa tujuan bersama ini agar Pilkads Gubsu berjalan damai dan melahirkan pemimpin yang bertanggungjawab, beriman, bermartabat dan bebas money politics.
Dalam pertemuan itu, Bishop Pdt K Willy Sinurat menyambut baik misi doa bersama untuk Pilgubsu agar berlangsung damai, berkualitas, bersih dari politik uang.
“Selaku ulama Kristiani sekaligus Bishop GMI Wilayah I mendukung sepenuhnya visi-misi ini demi masa depan Sumu ataupun anak cucu kita di masa mendstang,” ujar K Willy Sinurat.
Menurut Pdt K W Sinurat, umat Kristiani harus berani menyuarakan kebenaran dan kejujuran. Tidak jamannya lagi pemimpin penuh kemunafikan, kebohongan dan kepalsuan.
“Marilah kita memulai kejujuran dan kebenaran dari hal terkecil. Sehingga kebiasaan dari yang terkecil itu akan mdnjadi besar dan terbudayakan/terwariskan pada generasi penerus kita,” tegas Pdt KW Sinurat.
Kita selaku tokoh atau ulama harus mampu memberikan pendidikan politik yang bersih kepada masy9arakat terlebih-lebih pascapilkada atau Pilgubsu.
Artinya, jangan sampai salah pilih karena politik uang. “Karen bila salah pilih trrhadap pemmpin yang tidak bertanggungjawab, masyarakat Sumut akan nenjadi korban kemunafikan, kebohongan dan ke pembodohan 5 tahun ke depan,” pungkasnya.
Sementara sebelumnya, tokoh masyarakat yang diwakili Lundu Panjaitan dan Nelson Parapat menegaskan, masyarakat Sumut selama ini tampaknya telah terobsesi dengan iming-iming imbalan uang.
Hal ini telah berlangsung sejak rezim Orde Baru. Maka untuk membasmi sistim ini sangat susah. Namun demikian kita tidak boleh tinggal diam.
“Membersihkan pola lama yang buruk ini merupakan tanggungjawab kita semua. Karena itu, marilah kita secara bersama-sama untuk memberatasnya,” pinta Nelson Parapat.
Sementara Lundu Panjaitan mengharapkan agar segenap masyarakat Sumut khususnya umat Kristiani memberikan hak pilihnya pada pasangan yang sudah teruji yakni Djarot-Sihar.
“Ke dua pasangan inilah yang pantas untuk meminpin Sumut 5 tahun ke depan karrna mereka sudah teruji di semua bidang dibanding pasangan lainnya,” tukas Lundu.
Maka untuk lebih tepat meyakinkan masyarakat atau umat Kristiani di daerah ini adalah para ulama atau pimpinan gereja.
“Para ulama harus mampu merubah imej buruk masyarakat bahwa Pilkada merupakan arena bagi-bagi duit,” ujar Lundu.(P2/BP).
Komentar