Medan, HarianBatakpos.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan gagasan menggusur sementara warga Palestina dari Gaza ke Yordania dan Mesir. Gagasan ini disambut baik oleh Israel, tetapi memicu kemarahan kelompok-kelompok perlawanan Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam. Usulan ini menciptakan ketegangan baru dalam konflik yang telah berlangsung lama.
Dalam pernyataannya, Trump mengungkapkan bahwa ia telah berdiskusi dengan Raja Yordania Abdullah II mengenai pemindahan warga Palestina. “Saya ingin Mesir mengambil orang, dilansir dari SINDOnews.
Dan saya ingin Yordania mengambil orang,” kata Trump kepada wartawan di Air Force One. Ia menggambarkan Gaza sebagai “tempat pembongkaran” dan berharap negara-negara Arab dapat membantu menyediakan tempat tinggal yang layak bagi para pengungsi.
Reaksi Israel dan Palestina Terhadap Usulan Trump
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyambut positif gagasan Trump, menyatakan bahwa “ide untuk membantu mereka menemukan tempat lain untuk memulai kehidupan yang lebih baik adalah ide yang bagus.” Di sisi lain, kelompok Jihad Islam Palestina mengecam usulan tersebut sebagai dorongan untuk “kejahatan perang.” Mereka menganggap gagasan Trump sebagai bentuk pemaksaan terhadap warga Palestina untuk meninggalkan tanah mereka.
Seorang pejabat senior Hamas, Bassem Naim, menegaskan bahwa mereka akan menolak semua rencana pemindahan warga Gaza. “Karena mereka telah menggagalkan setiap rencana pemindahan dan tanah air alternatif selama beberapa dekade, rakyat kami juga akan menggagalkan proyek-proyek tersebut,” kata Naim.
Situasi Terkini di Gaza
Konflik Israel-Palestina kembali memanas setelah serangan militer pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan ribuan orang. Gencatan senjata yang baru saja dimulai membawa harapan, tetapi ketegangan masih mengintai. Usulan Trump untuk menggusur warga Gaza ke Yordania dan Mesir menjadi sorotan dalam konteks upaya meraih perdamaian yang berkelanjutan.
Komentar