Selebritis
Beranda » Berita » Viral, IPK 2,3 Gibran menjadi Sorotan dan Kontroversi di Media Sosial

Viral, IPK 2,3 Gibran menjadi Sorotan dan Kontroversi di Media Sosial

Pasca-pengumuman kemenangan Paslon Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024, sorotan publik kembali tertuju pada IPK 2,3 yang dimiliki oleh Gibran.

Trending topic di media sosial, terutama di platform X atau Twitter, mengenai IPK tersebut menarik perhatian netizen dan menjadi perbincangan hangat, dilansir dari Suara.com

Banyak netizen yang mengekspresikan kekesalan mereka terhadap fakta bahwa seorang calon wakil presiden memiliki IPK yang rendah.

Profil Tissa Biani, Aktris Multitalenta di Dunia Hiburan Indonesia

Mereka merasa tidak adil bahwa untuk menjadi pegawai BUMN atau melamar pekerjaan di sektor swasta, seseorang membutuhkan IPK minimal 3, sementara seorang cawapres memiliki IPK 2,3.

Kritik dan kebingungan netizen semakin terbuka ketika mereka membandingkan ketatnya persyaratan untuk pekerjaan dengan IPK rendah dengan kemudahan Gibran menjadi cawapres.

Bahkan, beberapa di antara mereka mempertanyakan kesetaraan kesempatan dan keadilan dalam sistem rekrutmen dan pengangkatan pejabat negara.

Beberapa “jeritan” netizen yang diungkapkan di media sosial mencerminkan rasa kekecewaan dan ketidakpuasan mereka terhadap situasi tersebut.

Profil Syifa Hadju, Perjalanan Cinta dan Karier yang Gemilang

Mereka mengkritik perbedaan perlakuan antara warga biasa dan pejabat negara dalam hal kualifikasi dan persyaratan pekerjaan.

Tidak hanya itu, netizen juga menyoroti implikasi dari memiliki IPK rendah bagi seorang calon pemimpin negara.

Mereka mempertanyakan apakah seseorang dengan IPK rendah dapat diandalkan untuk memimpin negara dengan jumlah penduduk yang besar. Beberapa bahkan mengaitkan IPK dengan kapabilitas dan kualitas seorang pemimpin.

Kontroversi seputar IPK 2,3 Gibran menjadi cerminan dari perdebatan tentang meritokrasi, kesetaraan kesempatan, dan standar kualifikasi bagi para pemimpin. Hal ini juga menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses seleksi dan pemilihan calon pejabat negara.

Meskipun begitu, perdebatan ini juga mencerminkan kesadaran publik akan pentingnya kualitas dan kelayakan para pemimpin dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Hal ini dapat menjadi momentum bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan dan mengkritisi proses politik dan pemilihan pemimpin di masa mendatang.

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan