Makassar, HarianBatakpos.com – Viral di media sosial sebuah video yang menggambarkan perjuangan seorang pemuda asal Papua, Bagus Hariyanto, yang harus membeli 13 kursi pesawat demi menjalani pengobatan di kota besar. Video ini menjadi sorotan luas dan mengungkapkan kesulitan yang dialami Bagus dalam mendapatkan perawatan medis yang layak.
Bagus Hariyanto harus menjalani operasi besar yang memerlukan peralatan medis lengkap dan penanganan intensif. Sebelumnya, Bagus sempat dirawat di Manokwari, namun karena keterbatasan fasilitas medis di sana, ia akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar, sebuah kota besar dengan fasilitas kesehatan yang lebih memadai. Ini menunjukkan betapa pentingnya akses layanan kesehatan yang merata di Indonesia.
Video yang diunggah oleh akun Instagram @lisnya_imam_88 memperlihatkan Bagus terbaring lemas di atas kasur yang diletakkan di dalam pesawat. Karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk duduk, ia harus tetap dalam posisi berbaring sepanjang penerbangan menuju Makassar. Video ini menggugah perasaan banyak orang yang menonton, menyadarkan mereka tentang betapa sulitnya hidup dengan keterbatasan fasilitas di daerah-daerah terpencil.
“Ya Allah, ternyata begitu cara pesawat bawa orang sakit. Kasian, pertama kali naik pesawat harus dengan cara begitu, semangat,” tulis Lisnya di unggahan Instagramnya, yang mendapat perhatian luas pada Sabtu (19/04/2025).
Setelah menempuh perjalanan panjang dari Papua ke Makassar, Bagus dijadwalkan menjalani operasi besar pada Jumat (25/04). Operasi ini menjadi langkah krusial dalam upaya penyembuhannya. Perjalanan hidup Bagus menggambarkan betapa pentingnya peningkatan layanan kesehatan di Indonesia, terutama di wilayah Papua yang masih minim fasilitas medis.
Viralnya video ini membuka mata banyak orang mengenai ketimpangan fasilitas kesehatan yang masih terjadi di Indonesia. Kisah Bagus Hariyanto menjadi cerminan nyata dari tantangan yang dihadapi banyak orang di daerah terpencil, yang kesulitan mendapatkan akses layanan kesehatan memadai.
Semoga kisah ini dapat menjadi pemantik bagi para pemangku kebijakan untuk lebih peduli terhadap pemerataan layanan kesehatan di seluruh Indonesia. Masyarakat pun diharapkan semakin peduli dengan kondisi kesehatan di daerah-daerah yang membutuhkan perhatian lebih.
Komentar