Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Lampung mengumumkan bahwa volume ekspor komoditas pertanian di Provinsi Lampung mencapai 2.410.528 ton pada tahun 2023. Kepala BKHIT Lampung, Donni Muksydayan, menyatakan bahwa kinerja ekspor di sektor pertanian mengalami peningkatan sebesar 1,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Donni, peningkatan volume ekspor terjadi meskipun terdapat gangguan produktivitas terutama pada sektor hortikultura akibat dampak El Nino. Meski demikian, ekspor kelapa sawit dan produk turunannya tetap menjadi penyumbang utama.
Volume ekspor komoditas pertanian di 2023 mencapai 2.410.528 ton dengan nilai ekspor sebesar Rp15,3 triliun. Komoditas pertanian dan produk turunannya yang masuk dalam lima besar ekspor termasuk tapioka (115.276 ton), nanas olahan dan segar, kopi robusta, pisang, serta berbagai produk turunan kelapa seperti santan, tepung kelapa, dan sabut kelapa (11.076 ton).
Donni Muksydayan menyebutkan bahwa Lampung mengekspor produknya ke lebih dari 80 negara. Meskipun tidak ada penambahan negara tujuan ekspor baru, beberapa produk baru seperti pinang telah berhasil menembus pasar Timur Tengah.
Dalam upaya meningkatkan volume ekspor, BKHIT Lampung akan mempercepat proses pengurusan serta penerbitan sertifikat ekspor komoditas pertanian. Lampung, sebagai pintu gerbang Sumatera, berperan penting dalam ekspor komoditas pertanian dengan keberadaan Pelabuhan Panjang dan jaringan jalan tol yang sedang dikembangkan dari Jambi-Palembang-Lampung.
Donni Muksydayan berharap bahwa dengan banyaknya komoditas pertanian yang diekspor, proses sertifikasi dapat dipercepat, seiring dengan peningkatan infrastruktur dan konektivitas yang mendukung kegiatan ekspor di Provinsi Lampung.
Komentar