Jakarta-BP: Di tengah tekanan Amerika Serikat dan sejumlah negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia, Republik Bolivarian Venezuela terus berupaya memperkuat fundamental ekonomi. Negeri yang dipimpin Nicolas Maduro ini pun terus berusaha memperbaiki citra di dunia internasional.
Wakil Menteri Luar Negeri Venezuela untuk wilayah Asia, Timur Tengah dan Oceania, Ruben Dario Molina yang sedang berkunjung ke Indonesia dalam pertemuan dengan perwakilan organisasi progresif menjelaskan berbagai strategi yang tengah disiapkan pemerintah Venezuela.
Ruben Dario Molina menyampaikan apresiasi atas solidaritas yang disampaikan organisasi-organisasi tersebut.
Dia mengatakan bahwa salah satu agenda kunjungan ke Indonesia adalah untuk memperkuat hubungan kedua negara.
Tekanan Amerika Serikat dan sejumlah negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia, katanya, karena negara-negara itu tidak ingin melihat sistem sosialisme yang dikembangkan Venezuela sejak 1999 berhasil.
Selain itu, kata Ruben Dario Molina dalam pertemuan di Hotel Gran Melia, Jakarta, Minggu (2/9), Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya mengincar kekayaan alam Venezuela, berupa cadangan minyak dalam jumlah yang sangat besar.
Dalam pertemuan tersebut Ruben Dario Molina didampingi Dutabesar Venezuela untuk Indonesia, Gladys Urbaneja Duran.
Ruben juga mengatakan, pemerintahan Maduro memiliki beberapa cara mengatasi hiperinflasi tersebut. Pertama, Venezuela barusan redenominasi atau penderhanaan penulisan nilai matauang dengan memotong lima nol dan menyebutnya “bolivar soberano” atau “bolivar berdaulat”. Banknote bolivar soberano mulai beredar dua pekan lalu (Selasa, 21/8).
Kedua, menaikkan upah minimum pekerja dari sebelumnya sebesar 5,5 juta bolivar menjadi menjadi 1.800 bolivar soberano.
Selain itu, sambung Ruben Dario Marino, bolivar soberano disetarakan dengan setengah nilai cryptocurrency Petro, matauang digital yang diterbitkan beberapa bulan lalu. Adapun nilai matauang Petro setara dengan harga satu barrel minyak mentah di pasar internasional yakni sekitar 70 dolar AS. Ini artinya, nilai satu bolivar soberano setara dengan 35 dolar AS.
Tidak cukup hanya itu, Venezuela juga mendorong masyarakat membeli dan menyimpan emas yang harganya lebih terjamin.
Bersamaan dengan penyederhanaan nilai matauang dan kenaikan upah minimum itu, pemerintah Venezuela juga sudah menandatangani kesepakatan dengan produsen produk makan. Kesepakatan itu untuk menjamin agar tidak ada kenaikan harga bahan makanan setelah upah minimum dinaikkan.
Sumber: Rmol (JP)
Komentar