Padang Sidempuan-BP : Ancaman krisis ekonomi, terutama krisis pangan menjadi salah satu faktor utama daya beli masyarakat melemah.
Hal itu diungkapkan Walikota Irsan Efendi Nasution saat menyampaikan sambutan pada Seminar International Confrence Of Islamic And Economic Business Faculty (Iconicsof) di IAIN Padang Sidempuan. Senin (25/7-22).
Ini merupakan kegiatan yang sangat baik dan strategis dalam merespon kondisi ekonomi saat ini.
“Kondisi ekonomi kita tidak sedang baik-baik saja, hal ini harus menjadi perhatian kita semua, terutama dalam menghadapi krisis pangan saat ini,” tambah Irsan.
Seminar Iconicsof 2022 yang dilaksanakan di Auditorium IAIN Padang Sidempuan ini mengangkat tema ‘Strengheming Islamic Economic, Financial Digitalization And Sustannability’ yang diramaikan 6 Narasumber yakni, 1). Aswin Kosotali (Kepala Perwakilan BI Sibolga), 2). Prof Dato Dr Mohd Azmi Omar (Ketua Pengarah Institut Latihan dan Penyelidikan Islam Malaysia), 3). Dr Abdul Nasser Hasibuan SE, MSi (Dosen Ekonomi Syariah IAIN Padang Sidempuan), 4) Prof Dr Mohammed Eskandar Shah PhD (Professor Keuangan Islam di Hamad Bin Khalifa University Qatar), dan 5). Rifki Ismail PhD (Pakar Ekonomi Syariah Malaysia) serta 6). Prof Dr M Shabri Abdul Majid SE, MEc (Dosen senior di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh).
Kepala Perwakilan BI Sibolga Aswin Kosotali sebagai salah satu Narasumber dalam paparannya menyampaikan bahwa Pemulihan Ekonomi Global berlanjut meskipun melambat. Perbaikan ekonomi dunia berlanjut namun terdapat risiko yg dapat menahan pertumbuhan ekonomi dan potensi inflasi yang lebih tinggi. Berlanjutnya ketegangan geopolitik Rusia Ukraina, implementasi kebijakan Zero Covid-19 di Tiongkok dan percepatan normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara berdampak pada Deselerasi pertumbuhan ekonomi global. Percepatan normalisasi kebijakan moneter oleh berbagai negara maju dan berkembang juga berdampak pada peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global. Harga komoditas global yang masih meningkat juga turut memberikan tekanan pada inflasi global.
“Sedangkan Perekonomian Nasional pada triwulan I-2022 tetap kuat dengan tumbuh sebesar 5,01 persen (yoy). Secara spasial, sebagian besar wilayah tetap mengalami pertumbuhan positif seiring dengan kondisi
pandemi yang semakin terkendali. Namun demikian, inflasi tahunan pada bulan Mei 2022 berada pada angka 3,55 persen (yoy), lebih tinggi bila dibandingkan bulan sebelumya yang sebesar 3,47 persen (yoy),” ungkapnya.
Lanjut Aswin, secara spasial, inflasi di sebagian besar wilayah mengalami peningkatan didorong oleh inflasi Volatile Food (VF) seiring dengan masuknya periode tanam dan peningkatan harga pupuk
serta pakan ternak dan komponen Administered Prices yang dipengaruhi oleh kenaikan tarif angkutan udara. Komoditas penyediaan makanan dan minuman/restoran juga mendorong peningkatan inflasi sejalan dengan masih tingginya konsumsi masyarakat, ujarnya.
Menurut Aswin, ada Empat Faktor Utama pendorong Ekonomi Syariah Global, yakni 1. Pertumbuhan Penduduk Muda Muslim yang tinggi, 2. Pertumbuhan Ekonomi Syariah yang tinggi dan cepat, 3. Negara-negara OIC memfokuskan pada pengembangan pasar Produk Halal, dan 4. Nilai-nilai Etika Islam yang mendasari praktik bisnis dan lifestyle
Sedangkan kunci suksesnya ada Lima faktor yakni, 1. Dukungan penuh Pemerintah. 2. Dicanangkan sebagai Program Nasional. 3. Badan khusus untuk Koordinasi Lintas Otoritas. 4. Fokus memanfaatkan keunggulan kompetitif suatu negara, dan 5. Strategi Nasional mencakup reformasi struktural Pemerintah, maupun paradigma masyarakat, pungkasnya. BP/AA
Komentar