Medan-BP: Walikota Medan, Bobby Nasution menyampaikan dukunganya terhadap sistem reward and punishment dalam program pengembangan Sumber Daya Manusia bagi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dukungan tersebut disampaikan Bobby Nasution saat mengikuti pemaparan rencana aksi sebagai rangkaian dari Pembekalan Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Negeri yang digelar oleh BPSDM Kemendagri secara virtual , Jum’at, (30/7/2021).
Didampingi Wakil Wali Kota Medan, H. Aulia Rachman, Bobby Nasution menyampaikan bahwa sistem reward and punishment dalam program pengembangan Sumber Daya Manusia khusus bagi ASN sangat baik. Artinya bagi ASN yang mengikuti pelatihan akan memproleh reward.
“Jadi harus ada pembeda bagi ASN yang mengikuti pelatihan dengan yang tidak mengikuti. Pelatihan yang di ikuti akan menjadi penambahan nilai bobot untuk mereka bisa masuk ke seleksi jabatan atapun menduduki suatu jabatan.”kata Bobby Nasution.
Tentunya dengan sistem ini Bobby Nasution meyakini akan memicu antusias para ASN untuk lebih banyak lagi mengikuti pelatihan-pelatihan.
“Dengan reward tersebut akan memicu para ASN kami untuk lebih banyak mengikuti pelatihan-pelatihan yang tentunya akan berdampak baik terhadap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat kota Medan.”ujar Bobby Nasution.
“Insya Allah, besok mereka sudah bertugas di sana,” ungkapnya.
Selanjutnya menjawab pertanyaan wartawan tentang semakin menipisnya stok vaksin di Kota Medan, Bobby Nasution mengakuinya. Kondisi ini, ungkapnya, tidak hanya terjadi di Medan saja, tapi juga di sejumlah daerah lainnya di Sumut. Bahkan, jelasnya, beberapa kali sudah disampaikan dalam rapat dengan Menko Perekonomian dan Menteri Kesehatan. Kondisi itu, paparnya, menyebabkan 40 % warga yang sudah divaksin dosis pertama hingga kini belum disuntikkan vaksin dosis kedua.
“Stok vaksin saat ini sangat minim. Agustus minggu pertama, kemungkinan baru bisa masuk lagi. Bagi warga yang sudah divaksin dosis I namun dosis II terlambat, vaksinnya tidak gagal sama sekali dan masih boleh divaksin untuk dosis kedua. Ini yang harus dipahami oleh masyarakat, tidak gagal juga tidak harus mengulang kembali dari awal,” jelasnya. (BP/EI)
Komentar