Medan, Harianbatakpos.com – Seorang wanita bernama Ade Nurul Fadillah (19) di sekolah pramugari di Kota Medan tewas.
Informasi yang didapat, sebelum korban dinyatakan tewas, dia sedang menimba ilmu atau kursus di sekolah pramugari di Jalan Jamin Ginting Komplek.
Korban dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (1/10/24) lalu di RS Universitas Sumatera Utara (USU). Korban adalah warga Jalan Mandiri, Desa Sidomukti, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan. Kematian korban diduga janggal, ditemukan beberapa luka lebam ditubuhnya.
“Kami memasukkan adik kami (korban) agar bisa jadi pramugari. Tapi kemarin adik kami dikabarkan oleh pihak manajemen bahwa korban sakit. Tidak berapa lama, kami dapat kabar korban meninggal dunia,” kata Putri Ardiyanti kakak korban, Jumat (25/10/24) siang di Medan.
“Kami berharap kepolisian mengungkap kasus ini. Karena korban datang untuk menimba ilmu dan berharap menjadi pramugari, tapi akhirnya adik kami meninggal dunia dalam kondisi tidak wajar,” terangnya.
Tim kuasa hukum keluarga korban, Thomy Faisal Sitorus Pane menyebut ada kejanggalan dalam kematian korban.
“Saat korban sampai di rumah duka di Kota Kisaran, Kabupaten Asahan, pada Rabu (2/10/24) ada luka memar ditemukan dibagian leher, rusuk, punggung dan jari tengah korban,” ungkapnya.
Berdasarkan sejumlah kejanggalan itulah Thomy menduga, kematian dari korban tidak wajar. Kini pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut ke Polda Sumut.
“Laporan sudah kita layangkan pada 23 Oktober 2024, lalu. Jadi kita tinggal menunggu proses selanjutnya dari Polisi,” tuturnya.
Dijelaskan dia, tepatnya pada hari Selasa 1 Oktober 2024 lalu sekitar pukul 23.00 WIB, pihak keluarga dari Ade Nurul Fadillah menerima informasi dari pihak Asrama sekolah jika korban sedang berada di RS USU.
Tidak berselang lama kemudian, pihak Yayasan memberitahukan jika korban telah meninggal dunia dan keluarga diminta untuk menjemput Jenazah korban.
“Jadi dari mulai dia sakit langsung meninggal menjadi tanda tanya kenapa secepat itu. Makanya kami pertanyakan sakit apa dia,” tutur Thomy.
Saat pihak keluarga menanyakan ke salah seorang dokter yang ada di RS USU, mereka mengatakan jika korban belum sempat ditangani disana.
Dengan penuh tanda tanya, selanjutnya keluarga membawa Jenazah korban ke rumah duka yang ada di Kota Kisaran. Namun bertapa terkejutnya pihak keluarga saat melihat luka memar di tubuh korban.
“Pada saat dimandikan ada ditemukan biru-biru seperti memar di leher atau lebam. Dileher seperti bekas cekikan, di punggung juga ada, di rusuk juga ada. Inilah menjadi pertanyaan apakah ini meninggal normal atau tidak,” tegas Thomy.
Dituturkan Thomy, dari keterangan pihak sekolah hanya mengatakan jika korban meninggal dunia karena sakit, namun tidak dijelaskan sakitnya seperti apa.
Sementara yang kita ketahui korban saat masuk ke sekolah itu tidak ada riwayat penyakit berat. Karena saat itu sebelum masuk ada medical check up dan hasilnya normal.
“Cukup aneh jika korban bisa meninggal dunia hanya dalam tempo 15 menit saja setelah diberitahu ke pihak keluarga.
Saya selaku kuasa hukum meminta diotopsi jenazah atau bongkar makam supaya bisa di otopsi dan mengetahui penyebab kematian korban,” tegasnya lagi.
Ditambah Thomy, kini dirinya sedang menunggu perkembangan dari Polda Sumut bagaimana nantinya.
Sementara itu, Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP Sonny W Siregar ketika dikonfirmasi mengatakan mengecek sejauh mana perkembangan laporan itu.(BP7).
Komentar