Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa rencana pemerintah untuk mengimpor beras sebanyak 5 juta ton pada tahun ini sebenarnya lebih bersifat antisipatif. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wapres Ma’ruf Amin ketika melakukan tinjauan di RSUD KRMT Wongsonegoro, Semarang, Jumat.
Wapres Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa rencana impor beras tersebut bersifat antisipatif dan belum tentu dilaksanakan. Keputusan ini akan dievaluasi berdasarkan hasil panen dan memastikan bahwa kebutuhan pangan dapat terpenuhi, terutama jika hasil panen tidak memadai.
“Nanti akan dilihat kalau memang dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan ternyata tidak mencukupi, misalnya hasil panen tidak bagus maka bisa saja dilakukan,” kata Wapres Ma’ruf Amin. “Intinya, kalau itu terpaksa, itu dilakukan, dan kami akan lihat panen-panen yang akan terjadi nanti seperti apa.”
Wapres juga menegaskan bahwa jumlah impor beras akan disesuaikan dengan kebutuhan, terutama mengingat dampak fenomena El Nino terhadap sektor pertanian. “Antisipasi akibat daripada El Nino, kalau terjadi seperti yang dikhawatirkan berarti harus impor sampai 5 juta ton. Sebab, kalau tidak tercukupi kan jadi masalah,” tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan bahwa Indonesia berpotensi mengimpor beras hingga 5 juta ton pada tahun 2024 sebagai respons terhadap tantangan pertanian yang semakin kompleks dan potensi krisis pangan dunia. Keputusan ini diambil untuk menjaga stabilisasi harga dan pasokan beras menjelang akhir 2023 dan pesta demokrasi pemilu pada Februari 2024.
Komentar