Jakarta, harianbatakpos.com – Rencana redenominasi Rupiah harus belajar dari pengalaman negara-negara lain yang sudah lebih dahulu melakukannya. Sebab, rencana yang tujuannya untuk penyederhanaan nominal mata uang untuk meningkatkan daya saing hingga menjaga perekonomian, bisa jadi tidak sesuai harapan.
Faktanya, tidak semua negara berhasil melakukan redenominasi mata uang bahkan malah menimbulkan gejolak baru yang lebih parah. Hal ini berdasarkan pengalaman sejumlah negara yang pada akhirnya mengalami kegagalan. Di antaranya seperti Brasil, Ghana, dan Zimbabwe, dikutip dari JawaPos.
Itu sebabnya, Indonesia yang baru merencanakan untuk membuat Rancangan Undang-Undang (RUU) terkait Redenominasi, harus banyak belajar dari sejumlah negara yang gagal menerapkannya.
Berikut ini empat negara di dunia yang gagal menerapkan kebijakan redenominasi mata uang:
1. Brasil pernah melakukan redenominasi pada mata uangnya. Namun, usai menerapkan kebijakan itu Brasil justru mengalami banyak kerugian akibat mengubah jumlah digit mata uang, karena buruknya kondisi ekonomi hingga situasi politik. Pasca-redenominasi, mata uang Brasil terdepresiasi parah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) dan mengalami peningkatan inflasi. Ada pun saat itu, pemerintah dan Bank Sentral Brasil mengubah nomimal sekaligus mata uang dari Cruzeiro menjadi Cruzado sepanjang tahun 1986 sampai tahun 1989.
2. Rusia juga pernah melakukan redenominasi mata uangnya. Namun upaya mengganti mata uang lama tak berjalan sesuai rencana. Di awal redenominasi, nilai tukar kurs mata uang Rubel Rusia sempat terjun bebas. Negara Presiden Vladimir Putin itu juga kurang melakukan sosialisasi penggunaan mata uang baru dan penarikan bertahap mata uang lama secara masif. Kondisi keuangan negara yang sulit juga berkontribusi pada kegagalan redenominasi.
3. Ghana yang terletak di Afrika Barat ini pun mengalami peningkatan inflasi sebesar lima persen, setahun setelah menerapkan kebijakan redenominasi. Salah satu penyebabnya adalah 70% uang beredar di Ghana berada di luar sistem perbankan. Transaksi di Ghana lebih banyak terjadi secara tunai daripada sistem perbankan.
4. Zimbabwe pada tahun 2006 menerapkan redenominasi di tengah ketidakstabian makroekonomi. Saat itu, dolar pertama diganti dengan dolar kedua dengan kurs 1.000:1. Pada awalnya, kurs resmi Dolar Zimbabwe Kedua adalah 250 ZWN per USD 1. Tetapi ketika inflasi melebihi 1.000 persen, mencapai 30.000 ZWN per 1 USD pada 2007. Pada 2008, mata uang itu didenominasi kembali, dan pada tahun 2009, redenominasi ketiga memotong 12 nol dari nilai nominal ZWR. Nilai tukarnya adalah 1.000.000.000.000 ZWR untuk 1 dolar keempat baru (ZWL). (REL)


Komentar