Jakarta, harianbatakpos.com – Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim kereta cepat Jakarta – Bandung atau Whoosh telah memberi dampak ekonomi yang besar bagi wilayah yang dilintasinya. Pernyataan ini diungkapkan oleh Luhut ketika membagikan cerita perjalanannya saat menggunakan Whoosh menuju Bandung.
“Lepas dari pro dan kontra yang terjadi, faktanya Whoosh kini sudah mampu menutup biaya operasionalnya sendiri dan melayani lebih dari 12 juta penumpang sejak beroperasi pada Oktober 2023 sampai Februari 2025,” kata Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan, dikutip dari Tempo.
Dia pun menyatakan pencapaian tersebut sebagai langkah awal menuju pengelolaan proyek besar yang efisien dan bertanggung jawab.
Menurut Luhut, proyek Whoosh membuktikan bahwa keberanian pemerintah mengambil keputusan strategis adalah awal menuju kemandirian Indonesia. Dia pun mengatakan selalu memilih Whoosh setiap kali ke Bandung karena efisiensi waktunya. Luhut menyebutkan, perjalanan yang dulu memakan waktu 3-4 jam kini bisa ditempuh hanya dalam waktu 30-60 menit.
Proyek kereta cepat Bandung-Jakarta kembali dibicarakan setelah Danantara mengambil langkah negosiasi dengan Cina ihwal restrukturasi utang. Ketika Whoosh beroperasi, Cina dan Indonesia menyepakati pembengkakan biaya proyek US$1,2 miliar. Dengan demikian, biaya proyek ini bertambah menjadi US$7,27 miliar atau setara dengan Rp118,4 triliun.
Pemerintah Indonesia dan Cina pun menyepakati 75 persen pembengkakan biaya akan ditanggung dengan pinjaman baru dari China Development Bank dan 25 persen dari ekuitas KCIC.
Keuntungan Sosial
Proyek kereta cepat merupakan satu dari kebijakan Presiden Joko Widodo. Saat ditemui di Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (27/10/2025) lalu, Jokowi enggan mengomentari pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang sebelumnya menegaskan bahwa utang proyek Whoosh tidak akan ditanggung oleh APBN.
Namun, Jokowi kemudian menjelaskan kembali latar belakang dan tujuan utama pembangunan proyek tersebut. Menurutnya, Whoosh dibangun untuk mengatasi persoalan kronis kemacetan di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan Bandung
“Prinsip dasar transportasi massal adalah layanan publik. Bukan mencari laba, tapi keuntungan sosial, ‘social return on investment’,” ucap Jokowi.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai ucapan Jokowi ada benarnya. Sebab, proyek Whoosh juga bertujuan untuk mengembangkan ekonomi kawasan di sekitarnya.
“Tapi yang regionalnya belum dikembangkan mungkin, di mana ada pemberhentian di sekitar jalur Whoosh supaya ekonomi sekitar itu tumbuh. Itu harus dikembangkan ke depan,” kata Purbaya kepada wartawan di Menara Bank Mega, Selasa (28/10/2025) lalu. (REL)


Komentar