Medan-BP: Bakal Calon (Balon) Wakil Walikota Medan Dr H Yohny Anwar, MM, MH menjadi salah satu nara sumber dan pembicara pada acara Diskusi publik yang berlangsung di Aula Fisip USU Medan, Kamis (16/1/1019).
Acara Diskusi pubik dengan tema “ Medan Mau Di bawa Kemana “ yang dihadiri puluhan mahasiswa/I itu berlangsung interaktif dan diselingi tanya dipandu moderator M Riza Hutasoit. Sedang para pembicara selain Dr H Yohny Anwar, MM,MH sebagai tokoh etnis dan birokrasi juga menghadirkan dari Kalangan Akademisi Yurial Arief Lubis S Sos, M IP, tokoh pemuda Hendra Boang Manalu, ST dan M, Iqbal Hareva dari presiden Mahasiswa.
Acara diskusi publik yang diawali dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan Doa itu, diteruskan dengan sesi pertama yang disampaikan oleh Dr Yohny Anwar, MM, MH sebagaimana tema awal yang mengambil tema Medan Mau Di bawa Kemana? tersebut.
Mengawali Diskusi Yohny Anwar memulai tentang kondisi Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumut dengan penduduk 2.893.000, 21 Kecamatan serta jumlah Kelurahan 151 itu dihuni oleh multi etnis dan berbagai suku bangsa. Saat Bangsa Belanda memasuki Kota Medan pada abad ke 18 waktu itu komoditi tembakau deli sebagai salah satu primadona sehingga mengundang bangsa lain untuk datang ke Kota Medan.
Yohny menyebutkan, sebagai kebanggan warga Kotanya yang multi etnis itu, perlu melakukan perubahan terhadap prilaku warganya seperti disiplin terhadap berlalulintas karena sebagian supir adayang bertindak ugal-ugalan, membuang sampah pada tempat yang telah disediakan sehingga kota menjadi bersih dan nyaman dan efeknya timbul rasa kenyamanan di masyarakat.
Demikian juga sistem birokrasi juga perlu dibenahi sehingga tidak ada lagi pemimpin kita yang tersandung hukum. Untuk itu, Yohny yang juga Dirop PD Pasar Kota Medan itu, berpesan dan mengharapkan adik-adik mahasiswa turut serta berperan mengawasinya sehingga Kota Medan semakin maju dan berkembang dan dapat bersaing dengan Kota lainnya di Indonesia.
Pada sesi kedua kalangan akademisi Yurial Arief Lubis S Sos, M IP pada kesempatan itu menyebutkan, perlunya keterlibatan mahasiwa dan masyarakat dalam menjalankan suatu pemerintahan sehingga dapat berjalan dengan baik sebagaimana master plan yang telah terencana termasuk dalam penataan kota Medan.
Pasalnya, jelasnya lagi, pemerintahan yang mengerti keinginan masyarakatnya di garansi jika ini berjalan kebijakan atau peraturan akan mendapat dukungan yang besar dari masyarakat. Lubis juga mengaku sistem politik yang terjadi saat ini tidak pernah tuntas dan sudah berapa kali menjerat Walikota Medan dalam kasus hukum.
Ditambah lagi, lemahnya Sumber Daya Manusia (SDM) dan penyalah gunaan narkoba juga perlu menjadi perhatian sehingga ke depan Kota Medan menjadi bersih dan berubah tidak ada lagi pemimpinnya yang menghadapi masalah dan tersangkut hukum sebagaimana yang telah terjadi dalam berapa dekade ini.
Kalau bisa dan kami berharap, jelasnya lagi, pemimpin Kota Medan atau Wakil Walikota Medan ke depan, dijabat oleh yang berlatar belakang profesional dan akademisi yang dapat memenej dan menjalankan roda pemerintahan dengan berbekal disiplin ilmu yang dimilikinya termasuk dalam penataan kota Medan ke depan.
Dicontohkannya, seperti penataan Kota atau letak Kantor Gubsu dan Kantor Walikota Medan saat ini, sudah tidak cocok lagi dan terlihat semrawut karena berdampingan dan berdekatan dengan sekolah, perkantoran, tempat perbelanjaan mewah, hotel yang menjulang tinggi, rumah makan dan lainnya sehingga terkesan semrawut dan tidak nyaman dan kerap terjadi kemacetan.
Sedangkan Iqbal Arefa selaku presiden mahasiswa dalam diskusi publik yang bertajuk Medan mau dibawa kemana itu menyebutkan, Kota Medan ke depan perlu memilki branding khusus sehingga dapat menghasilkan devisa dengan banyaknya pendatang yang datang ke Kota Medan. Branding itu, dengan membuat suatu lokasi khusus dan mempromosikan produk lokal dan secara tidak langsung para Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di Kota Medan semakin berkembang pesat dan bisa bersaing dengan Kota lainnya.
Hendra Boang Manalu, ST selaku tokoh pemuda sebelumnya mengatakan, perlu pemimpin yang berkarakter dalam menjalankan roda pemerintahan di Kota Medan. Disamping itu, imbuh Manalu lagi, keberadaan perangkat Pemko Medan mulai Kepling sampai Camat harus didesain ulang untuk mendukung kebijakan Walikota karena sebagai ujung tombak sebagai perantara masyarakat dengan pemimpinnya. (BP/EI)
Komentar