Medan, HarianBatakpos.com – Kisah Yarindu, siswa kelas 7 yang jualan jamu keliling setiap pulang sekolah, menunjukkan semangat juang yang luar biasa. Berbeda dengan kebanyakan siswa yang lebih memilih beristirahat, Yarindu, yang bernama lengkap Muhammad Yarindu Setiawan, memilih untuk membantu keluarganya dengan berjualan jamu. Bersama adiknya, Desember Demayanti, mereka menjelajahi desa untuk menjajakan jamu yang diracik oleh sang ibu.
Setiap hari, setelah pulang sekolah, Yarindu dan Dema berjualan jamu mulai pukul 13.00 WIB. Dalam sehari, mereka mampu menjual sekitar 20 botol jamu kunir asem seharga Rp 5.000 per botol. “Alhamdulillah habis terus,” ujar Yarindu, mengekspresikan rasa syukurnya atas penjualan yang lancar. Uang hasil penjualan digunakan untuk jajan dan kebutuhan sekolah, dilansir dari kompas.com.
Kisah inspiratif ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat, tetapi juga mendapat dukungan dari pihak Kementerian Agama Kabupaten Rembang. Kepala Kankemenag, Moh. Mukson, menjadi salah satu pelanggan tetap mereka. Melihat ketekunan kedua anak ini, Kemenag Rembang memberikan bantuan zakat produktif berupa alat produksi jamu kepada orang tua mereka.
Dengan bantuan tersebut, diharapkan produksi jamu akan meningkat, membantu keluarga Yarindu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Semoga dengan bantuan ini, usaha jamu Ibu Maryati semakin berkembang,” ungkap Kakankemenag. Upaya Yarindu dan Dema bukan hanya sekadar berjualan, tetapi juga menjadi teladan bagi banyak anak muda lainnya.
Kisah Yarindu, siswa kelas 7 yang jualan jamu keliling, adalah contoh nyata dari semangat kewirausahaan yang patut dicontoh. Dengan dedikasi dan kerja keras, mereka menunjukkan bahwa usaha kecil dapat berdampak besar dalam kehidupan keluarga.
Komentar