Medan, HarianBatakpos.com – Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, memberikan pidato pertamanya setelah mengumumkan dan mencabut darurat militer, yang menjadi sorotan publik. Dalam pidato yang disiarkan di televisi ini, Yoon meminta maaf atas kerusakan yang terjadi akibat keputusan tersebut. Dia menyampaikan pidato singkat ini hanya beberapa jam sebelum parlemen memberikan suara atas potensi pemakzulannya. “Saya sangat menyesalkan bahwa proses tersebut menyebabkan kecemasan dan ketidaknyamanan bagi masyarakat,” ungkap Yoon.
Dalam kesempatan ini, Yoon menegaskan bahwa pemerintah dan partainya, People Power Party, akan bekerja sama untuk menstabilkan negara. “Saya tidak akan menghindari tanggung jawab hukum atau politik yang terkait dengan deklarasi ini,” lanjutnya, menunjukkan keseriusannya dalam menghadapi konsekuensi dari tindakannya, dilansir dari REPUBLIKA.CO.ID.
Yoon juga menjelaskan bahwa deklarasi darurat militer muncul dari rasa urgensi dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai Presiden. Meski demikian, ia menekankan bahwa situasi seperti ini tidak akan terjadi lagi. “Saya ingin menyatakan dengan tegas bahwa hal seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi,” kata Yoon, memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa pemerintahannya akan lebih stabil ke depannya.
Meskipun Yoon telah meminta maaf dan berjanji untuk tidak mengulangi keputusan darurat militer, banyak warga Korea Selatan yang tetap bersikeras untuk memakzulkan Presiden. Protes dengan cahaya lilin terus berlangsung sebagai bentuk penolakan terhadap kepemimpinannya. Dengan demikian, tantangan besar masih dihadapi oleh Presiden Yoon dalam upaya meredakan ketegangan di masyarakat.
Komentar