10 Negara dengan Tingkat Membaca Buku Terendah, Negara Mana Saja?

Medan, HarianBatakpos.com - Tingkat membaca buku yang rendah masih menjadi tantangan besar dalam peningkatan literasi global. Padahal, membaca buku memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan mental dan perkembangan individu. Sayangnya, masih ada beberapa negara yang memiliki tingkat membaca buku yang sangat rendah, terutama di kawasan Asia.
Manfaat membaca buku tak hanya sekadar hiburan, tapi juga berkontribusi besar dalam menurunkan stres, mengurangi risiko depresi, serta meningkatkan kecerdasan. Aktivitas ini bahkan mampu melindungi daya ingat dan membuat seseorang menjadi lebih terbuka terhadap ide dan pandangan baru. Jika dilakukan secara konsisten, tingkat membaca buku yang tinggi juga dapat mendorong kemajuan suatu negara melalui masyarakat yang terus berkembang.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh CEOWORLD Magazine pada Juni 2024, terlihat bahwa negara-negara maju memiliki kebiasaan membaca yang sangat baik. Amerika Serikat menempati peringkat pertama dengan rata-rata 17 buku yang dibaca per tahun. Disusul oleh Inggris dengan 16 buku, serta Prancis dan Italia dengan 14 dan 13 buku per tahun.
Survei ini melibatkan lebih dari 6,5 juta responden dari 102 negara. Namun, di sisi lain, CEOWORLD juga mencatat adanya negara dengan tingkat membaca buku terendah, dan mayoritas berasal dari kawasan Asia. Bahkan, rata-rata jumlah buku yang dibaca per tahun tidak sampai tiga buku.
Afghanistan menjadi negara dengan tingkat membaca buku paling rendah di dunia, yaitu hanya 2,56 buku per tahun. Brunei menyusul dengan 2,59 buku, sementara Pakistan berada di angka 2,6. Indonesia sendiri berada sedikit lebih tinggi dengan rata-rata 5,91 buku per tahun. Ironisnya, negara tetangga Pakistan, yaitu India, justru berada di jajaran tertinggi dengan rata-rata 16 buku per tahun.
Berikut daftar 10 negara dengan tingkat membaca buku paling rendah di dunia versi CEOWORLD Magazine:
-
Afghanistan – 2,56 buku/tahun
-
Brunei – 2,59 buku/tahun
-
Pakistan – 2,6 buku/tahun
-
Arab Saudi – 2,69 buku/tahun
-
Uni Emirat Arab – 2,71 buku/tahun
-
Bangladesh – 2,75 buku/tahun
-
Irak – 2,77 buku/tahun
-
Kazakhstan – 2,77 buku/tahun
-
Aljazair – 2,83 buku/tahun
-
Qatar – 2,93 buku/tahun
Tingkat membaca buku yang rendah ini menjadi peringatan penting bagi negara-negara tersebut untuk segera membenahi sistem pendidikan dan memperkuat budaya literasi. Upaya seperti menyediakan akses buku murah, menggalakkan program perpustakaan, hingga kampanye membaca bisa menjadi langkah awal yang strategis.
Dengan meningkatkan tingkat membaca buku, negara-negara tersebut dapat mendorong pembangunan sumber daya manusia yang lebih baik. Karena pada akhirnya, literasi adalah fondasi penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas dan negara yang maju.
Komentar