Kebaikan yang Berbuah Teror: Pengalaman Keluarga dalam Bagi-Bagi Sembako

Medan, HarianBatakpos.com - Kisah seorang pria yang berjiwa mulia berakhir tragis akibat tindakan warga yang tidak berperikemanusiaan. Pengalaman pahit keluarga bagi-bagi sembako ini dibagikan oleh @Karinaulfiani di media sosial, menceritakan bagaimana omnya menjadi korban perundungan setelah rutin berbagi sembako selama pandemi COVID-19.
Sang om, yang beragama non-muslim, dengan sepenuh hati membagikan sembako kepada warga setiap dua minggu. Paket sembako yang disiapkan berjumlah antara 20 hingga 50, berisi beras, telur, minyak, dan sarden. Saat bulan Ramadan, jumlah beras dalam paket ditambah menjadi 10 kg untuk memenuhi kebutuhan warga yang meningkat, dilansir dari Lambeturah.co.id.
Namun, kebaikan hati ini justru disambut dengan perilaku yang tidak menyenangkan. Ketika sang om tidak dapat memenuhi permintaan THR dari beberapa warga, situasi menjadi semakin tidak terkendali. Teror mulai menghampiri, dengan massa yang datang ke rumahnya, menyebabkan ketakutan di antara penghuni rumah.
Kondisi semakin parah ketika rumahnya mengalami kerusakan serius; kaca jendela pecah dan petasan dilemparkan ke halaman. Sayangnya, alih-alih mendapatkan dukungan, sang om justru diminta oleh pihak RT untuk memenuhi tuntutan warga demi menghindari konflik.
Merasa putus asa, sang om memutuskan untuk pindah rumah secara diam-diam. Dengan bantuan beberapa mobil box, ia memindahkan barang-barangnya selama dua hari. Kini, ia tinggal di rumah baru yang lebih aman, jauh dari ancaman teror.
Pengalaman pahit keluarga bagi-bagi sembako ini mengingatkan kita bahwa meski niat baik sering kali dilakukan dengan tulus, tidak semua orang akan menghargainya. "Kadang niat kita tulus, diusik manusia rakus," tulis Karinaulfiani, mengakhiri kisah yang viral ini.
Komentar