2025, BUMN Migas Targetkan 4,7 Jta Sambungan Rumah Tangga
Medan-BP: Produksi gas bumi nasional hingga kini masih cukup besar, sehingga harus mampu dimanfaatkan secara maksimal untuk penggunaan dalam negeri dan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Pemerintah Indonesia bersama BUMN Migas sendiri telah menargetkan jumlah Jaringan Gas (Jargas) mencapai 4,7 juta sambungan rumah tangga hingga tahun 2025 untuk mengurangi impor elpiji dan menekan subsidi elpiji.
Demikian disampaikan Walikota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi MH diwakili Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Khairul Syahnan saat menghadiri acara Peresmian Jaringan Gas (Jargas) di kantor Camat Medan Denai Jalan Pancasila No 96, Selasa (26/3).
Kemudian Asisten Ekbang menjelaskan, agar bisa mewujudkannya, pemerintah menargetkan 1 juta sambungan rumah tangga tiap tahun mulai Tahun 2020 mendatang. Namun, badan usaha swasta masih banyak yang enggan berpartisipasi dalam upaya mewujudkan mimpi pemerintahan tersebut.
“Kita tentu berharap, pihak swasta akan makin terbuka mata, hati, dan pikirannya untuk turut membantu menyukseskan program pembangunan Jargas nasional ini,” jelas Syahnan.
Lebih lanjut lagi Syahnan menambahkan bahwa kegiatan pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga di Kota Medan ini telah dilaksanakan sejak Tahun 2018 oleh Direktoral Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya mineral Republik Indonesia.
"Alhamdulillah sejak tahun 2018 sebagian warga Kota Medan telah menikmati Jargas yang tersambung ke rumah warga. Kedepannya akan lebih banyaj lagi sambungan Jargas ke rumah-rumah warga yang ada di Kota Medan” kata Syahnan.
Kemudian Syahnan mengungkapkan, pembangunan Jargas ini adalah upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi yang bersih, murah, ramah lingkungan dan efisien. Penggunaan jargas akan mampu menghemat elpiji sebanyak 216 ton per bulan dan mengurangi subsidi sebesar 1,5 Miliyar Rupiah per bulannya.
“Dengan begitu nantinya akan makin banyak warga Kota Medan yang akan menggunakan Jargas, sehingga warga kota Medan akan turut berperan serta secara aktif dalam mengurangi penggunaan gas elpiji yang sebagian besar masih harus diimpor,” ungkapnya.
Syahnan juga berharap, pemasangan Jargas ini akan mampu menghilangkan pemandangan antrean warga yang mengular panjang berjibaku untuk membeli gas elpiji demi bisa memasak di rumah masing-masing masyarakat. Dengan Jargas, masyarakat Kota Medan bisa tenang menikmati kemudahan akses yang ditawarkan oleh program pro masyarakat ini.
Sementara itu, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Parulian Sihotang, mengatakan, penggunaan Jargas ini lebih hemat dari pada penggunaan elpiji karena gas yang dihasilkan Indonesia tidak semuanya dapat dijadikan elpiji sehingga harus impor, jika terus menerus impor maka harga gas elpiji juga akan semakin mahal karena dan akan memberatkan warga yang kurang mampu.
“Penggunaan Jargas ini lebih hemat dibandingkan penggunaan elpiji, dan elpiji kita saat ini sudah semakin langka sehingga harus diimpor maka dari itu penggunaan elpiji juga bisa memberatkan warga yang kurang mampu dengan harga yang semakin mahal karena mengikuti perkembangan dolar,” kata Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas. (BP/EI)
Komentar