Harianbatakpos.com , JAKARTA – Prajogo Pangestu, seorang konglomerat yang namanya semakin melejit di dunia bisnis Indonesia, baru-baru ini mencatatkan lonjakan harta kekayaan yang signifikan.
Menurut Forbes Real-Time Billionaires, kekayaan pemilik Grup Barito Pacific ini mencapai Rp 846,4 triliun atau USD 52,9 miliar, menjadikannya orang terkaya ke-22 di dunia dan yang terkaya di Indonesia. Angka ini melonjak drastis dari USD 5,3 miliar atau Rp 85,32 triliun pada tahun 2023, di mana ia adalah orang terkaya kedua di Indonesia menurut Indonesia’s 50 Richest List versi Forbes.
Lonjakan kekayaan Prajogo dalam setahun terakhir didorong oleh kenaikan harga saham-saham perusahaan miliknya, seperti PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) , seperti disadur dari laman CNBC Indonesia.
Sejarah Karir Bisnis Prajogo Pangestu
Prajogo lahir pada 13 Mei 1944 di Kalimantan Barat dan hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat menengah pertama karena keterbatasan ekonomi keluarganya. Setelah berjuang dengan pekerjaan sebagai sopir angkutan umum jurusan Singkawang-Pontianak dan menjual bumbu dapur serta ikan asin, pertemuan dengan pengusaha kayu asal Malaysia, Burhan Uray, mengubah hidupnya. Pada tahun 1969, Prajogo bergabung dengan PT Djajanti Grup milik Burhan.
Dedikasi dan etos kerjanya yang tinggi membuatnya dipercaya menjadi General Manager Pabrik Plywood Nusantara setelah tujuh tahun. Namun, setahun kemudian, ia memutuskan untuk resign dan membeli perusahaan yang tengah krisis finansial, CV Pacific Lumber Coy, dengan meminjam uang dari bank.
Prajogo berhasil melunasi pinjaman tersebut dalam waktu satu tahun dan mengubah nama perusahaan menjadi PT Barito Pacific. Pada masa Orde Baru, perusahaan ini berkembang pesat menjadi perusahaan kayu terbesar di Indonesia.
Ekspansi Bisnis
Kesuksesan tidak menghentikan langkah Prajogo untuk terus berkembang. Ia mendirikan PT Chandra Asri Petrochemical Center dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk. Pada tahun 1993, Barito Pacific Timber melakukan go public dan berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada tahun 2007.
Pada tahun yang sama, Barito Pacific mengakuisisi 70% saham perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Thaioil mengakuisisi 15% saham Chandra Asri pada Juli 2021.
Pada tahun 2023, Prajogo sukses membawa dua perusahaannya, CUAN dan BREN, melantai di Bursa Efek Indonesia.
Sumber Kekayaan Prajogo Pangestu
Berikut adalah beberapa sumber kekayaan Prajogo Pangestu:
- PT Barito Pacific Timber (BRPT)
Perusahaan ini melakukan go public pada tahun 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada tahun 2007. Pada tahun yang sama, Barito Pacific mengakuisisi 70% saham Chandra Asri yang juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
- PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA)
Ekspansi bisnis Prajogo tidak berhenti di sini. Ia mendirikan PT Chandra Asri Petrochemical Center dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk. Pada tahun 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Thaioil mengakuisisi 15% saham Chandra Asri pada Juli 2021.
- PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)
Petrindo Jaya Kreasi merupakan unit bisnis batu bara milik Prajogo Pangestu. CUAN adalah salah satu emiten yang mengalami lonjakan harga ribuan persen sejak pertama kali melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) awal tahun lalu.
- PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
Prajogo Pangestu menguasai sekitar 45,84% saham BREN secara tidak langsung dan merupakan pengendali perusahaan tercatat. BREN baru melantai di bursa beberapa bulan yang lalu. Tiga anak Prajogo juga secara tidak langsung menguasai saham BREN melalui Green Era Energi Pte. Ltd (GEE) dengan total kepemilikan 23,61%. GEE dimiliki oleh tiga anak Prajogo serta Erwin Ciputra yang merupakan Direktur BREN sekaligus Presiden Direktur Chandra Asri Petrochemical (TPIA).
Transformasi Prajogo Pangestu dari sopir angkot menjadi konglomerat terkemuka menunjukkan bahwa dengan etos kerja tinggi, keberanian, dan visi yang jelas, siapa pun bisa meraih kesuksesan luar biasa. Kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak orang di Indonesia dan di seluruh dunia.
Komentar