Bintang yang Memantulkan Harsa
Awalnya sinarnya tampak biasa
Lambat laun serpihan sinarmu membuatku terbang
Gejolak harsa menghampiriku
Sesaat dirimu muncul,
Harsa bertebaran dalam kalbuku
Sepenggal namamu tertangkap,
Harsa beterbangan dalam pikirku
Setiap kali mataku menilik sinarmu,
Harsa akan muncul lagi
Segala sesuatu berbau sinarmu,
Harsa akan datang, datang, dan selalu datang
Tatkala mengingat tentangmu,
Lengkung di bibirku terbit
Persetan tatapan mata melihatku aneh
Semoga Tuhan menakdirkan sinarmu,
Sebagai harsaku di setiap desiran nafasku
Sinarmu sumber harsaku
Duniaku dipenuhi akan harsa
Harsa yang disebabkan oleh sinarmu
Wahai bintangku
Maharddhika Titipan Tuhan
Terlahir anak Adam di semesta
Untuk menunaikan seluruh firman-Nya
Dihadiahkan titipan kemegahan dunia
Keangkuhan menguasai dirinya
Hingga mengeras relung kalbunya
Membuatnya lupa akan semua
Bahwa apa yang digenggamnya, baik air
Akan lusuh lenyap sekejap mata
Ia bersorak seakan-akan abadi
Tertutup keras pintu kasihnya
Wejangan sekitar tak ia hiraukan barang secercah
Pegangan perintahnya hampir tenggelam
Jiwa raganya sibuk mempertahankan
Mudah saja Tuhannya menarik paksa
Sampai ia hancur lebur
Terhanyut bersama gemerlap kemegahannya
Insan yang Gemilang
Kerja keras seorang putri
Siang malam ia mengejar angan-angannya
Berkat rintihan kasih sayang sang ibu
Hingga ia memanen hasil dari jerih payahnya
Ia memetik hasil panen dambaannya
Dengan sukacita tiada tara
Memberitakan hasil kepada ibu bapak
Menyiarkannya kepada sanak saudaranya
Bahkan ia umumkan kepada dunia
Semua yang mendengar ikut memikul
Memikul sukacita tiada tara
Ia ingin semua makhluk bumi mengetahui
Bahwa ia dilanda puas yang membara
Ia tahu ini terlalu melampaui
Karena ambisinya yang terkabul
Hingga menutupi lelahnya ia dulu
Dalam mengikuti lomba dengan tema “flexing”, Serlina bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengkritisi fenomena budaya pamer yang semakin marak di era digital ini. Dia memandang lomba ini sebagai kesempatan untuk menantang diri sendiri dan menguji kemampuan menulisnya dalam mengupas topik yang kompleks dan provokatif. Melalui tulisannya, Serlina berharap dapat memberikan perspektif baru dan mendorong pembaca untuk lebih bijak dalam menyikapi budaya flexing.
Komentar