HarianBatakpos,com, JAKARTA – BP: Ilham Ramadhan (8), seorang bocah dari SDN Cikuya 1 di Desa Bandasari, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, menulis surat yang mengharukan menjelang pembagian rapor. Surat sederhana yang ditulisnya menjadi viral di media sosial, memancing perhatian banyak pihak.
“Surat buat Pak Polisi, Bapak polisi aku mau ditemani pada waktu aku dibagi rapor. Dari Ilham Ramadhan, SDN Cikuya 1, Desa Bandasari, Kecamatan Cangkuang.”
Cerita di balik surat ini terungkap bahwa Ilham telah ditinggalkan ayahnya sejak ia berusia empat bulan. Setelah surat tersebut viral, jajaran Satlantas Polresta Bandung segera merespons dan menemani Ilham saat pembagian rapor pada Kamis (27/6/2024) , seperti disadur dari lama detikJabar.
Ketika tim detikJabar mengunjungi rumah Ilham, mereka menemukan bahwa rumahnya berada di Desa Bandasari, Kecamatan Cangkuang, tidak jauh dari sekolahnya. Untuk mencapai rumah Ilham, mereka harus melewati gang sempit dan halaman rumah saudaranya, serta melalui kamar mandi karena pintu depan rumah Ilham tidak dapat diakses akibat larangan dari tetangganya.
Di rumah sederhana tersebut, terdapat tiga kamar kecil dengan pakaian yang tergantung di depan rumah. Ibu Ilham, Kokom Komala (47), mengungkapkan bahwa anaknya sering menanyakan keberadaan ayahnya yang diketahui masih hidup saat Ilham berusia empat tahun setelah dibawa oleh keluarga ayahnya.
“Dari dulu dia sering menanyakan ayahnya. Jadi Ilham sudah ditinggalkan oleh ayahnya sejak usia 4 bulan,” ujar Kokom Komala. “Karena dulu kesel, saya bilang ke dia kalau bapaknya sudah meninggal.”
Ilham menulis surat tersebut sebagai bagian dari tugas sekolah mengenai harapan dan cita-citanya. Dia ingin ditemani polisi saat pembagian rapor karena merindukan kehadiran ayahnya.
Kokom mengungkapkan bahwa Ilham kini naik ke kelas 2 dan bercita-cita menjadi polisi. Kokom sendiri memiliki tiga anak: Livani (22) yang sudah menikah, Seno (16) yang masih SMA, dan Ilham.
“Yang pertama sudah menikah. Yang kedua masih SMA. Alhamdulillah saya terus berusaha membiayai mereka,” tuturnya.
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Kokom berjualan makanan di sekolah Ilham dan bekerja sebagai pembantu paruh waktu di rumah orang lain. “Iya, saya jualan apa saja, ciki-ciki, dan lain-lain. Kalau siang sampai sore, saya kerja apa saja, kadang nyuci-nyuci, setrika di rumah orang lain,” kata Kokom.
Saat jajaran Satlantas Polresta Bandung menemani pembagian rapor, mereka juga mengunjungi rumah Ilham, membuat tetangga terkejut dan terharu.
Kasat Lantas Polresta Bandung, Kompol Galih Apria, menjelaskan bahwa polisi memiliki program Goes To School dan mengetahui tentang surat Ilham dari wali kelasnya. Mereka dengan senang hati menemani Ilham saat pembagian rapor, di mana Ilham tampak sangat bahagia.
“Kami menyanggupi dan saat pembagian rapor, Ilham anak kelas 1 SD ini senang karena ditemani polisi. Saya waktu itu hadir bersama personel lainnya, dan dia mendapatkan rapor yang memuaskan dengan rata-rata nilai delapan. Saya mengantarkannya ke rumah,” kata Galih kepada detikJabar.
Galih terkesan dengan semangat Ilham yang tetap gigih belajar meski dalam keterbatasan ekonomi. Nilai rapor Ilham juga memuaskan, dengan rata-rata nilai delapan. Ia berharap bisa terus memperhatikan anak-anak seperti Ilham dan berniat mengangkat Ilham sebagai anak asuh Satlantas Polresta Bandung.
“Saya juga akan angkat Ilham ini sebagai anak asuh. Dari kami, Satlantas Polresta Bandung, mudah-mudahan cita-citanya tercapai, mudah-mudahan harapannya tercapai,” pungkasnya.
Kisah Ilham ini menjadi inspirasi banyak orang, menunjukkan bagaimana harapan dan dukungan dapat memberikan semangat bagi anak-anak dalam situasi sulit. Dukungan dari pihak kepolisian tidak hanya menguatkan Ilham, tetapi juga mengajarkan pentingnya kepedulian terhadap sesama.
Komentar