Jakarta – BP: Presiden Joko Widodo atau Jokowi akhirnya buka suara mengenai peretasan Pusat Data Nasional (PDN) yang menggegerkan publik. Meski desakan agar Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mundur semakin kencang, Jokowi memberikan jawaban yang tidak eksplisit mengenai masa depan menterinya.
“Semua sudah dievaluasi,” ujar Jokowi setelah meresmikan pabrik baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu, 3 Juli 2024. Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran luas tentang keamanan data nasional pasca serangan ransomware LockBit 3.0 yang menargetkan PDN sejak 20 Juni 2024.
PDN, yang mengelola 73 data kementerian dan lembaga serta ratusan data pemerintah daerah, diserang oleh malware yang mematikan. Serangan ini menimbulkan kritik tajam terhadap Kemenkominfo dan BSSN yang dianggap gagal menjaga keamanan data vital negara. Organisasi Masyarakat Sipil, SafeNET, bahkan telah meluncurkan petisi yang menyerukan mundurnya Budi Arie, yang sudah didukung oleh 22.000 orang.
Menanggapi situasi ini, Jokowi menyatakan pentingnya memiliki cadangan data nasional. “Di-back up data nasional kita, agar kalau ada kejadian kita gak terkaget kaget. Ini terjadi di negara lain, bukan kita saja,” kata Jokowi.
Dalam rapat bersama Komisi I DPR, Kepala BSSN Hinsa Siburian mengkritik Kemenkominfo atas kurangnya tata kelola dan back up data yang memadai. Hinsa menegaskan bahwa seharusnya data dari PDN sementara di Surabaya dan Serpong diback up ke pusat PDN di Batam.
Evaluasi mendalam dan solusi konkret sangat dibutuhkan untuk memastikan insiden serupa tidak terulang di masa depan. Masyarakat menunggu langkah nyata dari pemerintah dalam memperkuat sistem keamanan siber demi menjaga integritas data nasional yang sangat vital.
Komentar