Jakarta, BP – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa replacement ratio, yaitu rasio pendapatan pekerja saat pensiun dibandingkan dengan nilai gaji saat masih bekerja, masih rendah di Indonesia. Rata-rata pensiunan di Indonesia hanya mendapatkan uang pensiun 10%–15% dari total gaji terakhir mereka.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Ogi Prastomiyono mengungkapkan bahwa Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menetapkan standar replacement ratio minimum sebesar 40%. Oleh karena itu, hari ini, Senin (8/7/2024), OJK meluncurkan Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Dana Pensiun Indonesia 2024-2028.
“Kami berupaya untuk meningkatkan replacement ratio agar sesuai dengan standar global ILO, yaitu 40%. Namun, proses ini akan dilakukan secara bertahap mengingat berbagai keterbatasan yang ada,” ujar Ogi.
Menurut data dari pertemuan The International Organisation of Pension Supervisors (IOPS) di Paris tahun lalu, kebutuhan biaya hidup saat pensiun mengalami perubahan signifikan. Meskipun biaya untuk kebutuhan dasar seperti makanan dan pakaian menurun, biaya untuk kesehatan dan rekreasi justru meningkat.
Total aset dana pensiun per Mei 2024 mencapai Rp 1.439,71 triliun dengan pertumbuhan tahunan sebesar 8,36% dan compounded annual growth rate (CAGR) periode 2020-2023 mencapai 9,95%. Saat ini, terdapat 222 penyelenggara program pensiun di Indonesia, yang mencakup 28,29 juta peserta dari program pensiun wajib dan sukarela.
Komentar