Jakarta, BP – Setelah melakukan lebih dari 200 wawancara dan memeriksa riwayat pencarian telepon dan internetnya, penyidik federal telah menyusun potret awal dari orang yang berusaha membunuh mantan Presiden Donald Trump.
Thomas Matthew Crooks, seorang penyendiri yang cerdas dan sederhana, menunjukkan minat pada senjata api dan jauh dari kata blak-blakan tentang politik. Namun, hampir seminggu setelah penembakan tersebut, informasi terkait profil Crooks mulai muncul, membingungkan pihak berwenang tentang motif penyerangannya.
Melansir CNN Internasional, Sabtu (20/7/2024), para pejabat mengatakan bahwa penyelidikan saat ini masih dalam tahap awal. Crooks tampak mirip dengan puluhan pemuda lain yang menggunakan senjata serbu berkekuatan tinggi untuk menimbulkan kekacauan di AS.
Menurut wawancara CNN Internasional dengan penegak hukum, Crooks hanya memiliki sedikit teman dekat dan sering pergi menembak di lapangan tembak setempat. Meskipun ia mencari informasi tentang Trump dan Presiden Joe Biden, motifnya tidak jelas bermotif politik.
Crooks tampaknya ingin menarik perhatian publik dengan menyerang Trump, yang berencana untuk muncul dekat rumah Crooks di pinggiran kota Pittsburgh. Pihak berwenang berspekulasi bahwa Crooks mungkin mencari ketenaran dengan tindakannya yang menarik perhatian.
“Sementara ia tidak berhasil mencapai target utamanya, penyerang itu berhasil dalam banyak hal, menciptakan peristiwa yang belum pernah terjadi sejak beberapa dekade,” kata seorang pejabat federal kepada CNN.
Pencarian web Crooks juga mengungkap minatnya pada kasus penembakan massal sebelumnya, seperti di Michigan pada tahun 2021. Meski memiliki bahan peledak di mobilnya, motifnya untuk penggunaannya belum jelas.
Ahli perilaku menyatakan bahwa perbedaan Crooks dengan penembak massal lainnya mencerminkan kekhasannya dalam menargetkan individu spesifik seperti Trump, bukan untuk menimbulkan korban massal. Meskipun demikian, para penyelidik masih belum menemukan bukti yang cukup untuk memahami sepenuhnya motif Crooks.
Komentar