harianbatakpos.com – Nama Mohammad Gudono tidak asing bagi sebagian besar sivitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM). Mendiang Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini merupakan ayah dari Erina Gudono, istri Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selain dikenal karena perannya dalam keluarga besar Presiden, Gudono juga memiliki perjalanan akademik yang mengesankan, yang menjadikannya salah satu figur penting di dunia pendidikan ekonomi Indonesia.
Prof. Dr. Mohammad Gudono, MBA, lahir di Semarang pada 26 Mei 1963. Setelah menyelesaikan studi sarjananya di Fakultas Ekonomi UGM, ia melanjutkan pendidikan Master di Murray State University, Kentucky, Amerika Serikat, dan meraih gelar Doktor di Temple University, Pennsylvania. Gudono dikenal sebagai akademisi yang telah mengabdikan lebih dari 25 tahun di UGM, dengan kontribusi besar dalam bidang akuntansi dan manajemen.
Pada 1 Desember 2011, ia diangkat menjadi Guru Besar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, sebuah pencapaian yang menegaskan komitmen serta dedikasinya terhadap dunia pendidikan. Sepanjang karirnya, Gudono menjabat berbagai posisi penting, termasuk Wakil Rektor Bidang Administrasi dan Pengembangan SDM UGM pada periode 2002-2004, serta Ketua Program Sarjana Akuntansi FEB UGM hingga wafatnya pada tahun 2016.
Prof. Gudono telah menerima berbagai penghargaan sebagai pengakuan atas kontribusinya. Di antaranya, Satyalancana Karya Satya XX Tahun dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2013, serta Piagam Penghargaan Kesetiaan 25 Tahun dari Rektor UGM pada tahun yang sama. Penghargaan-penghargaan ini menggambarkan dedikasinya yang tak tergoyahkan dalam mengembangkan dunia akademik dan mencetak generasi penerus bangsa.
Dalam kehidupan pribadinya, Mohammad Gudono menikah dengan Sofiatun Gudono dan dikaruniai empat anak, yaitu Allen, Nadya, Erina, dan Shania Gudono. Hubungannya dengan keluarga Presiden Jokowi semakin dikenal publik setelah putrinya, Erina Gudono, menikah dengan Kaesang Pangarep. Namun, sebelum ia menyaksikan peristiwa penting ini, Gudono telah berpulang pada 23 Juli 2016 akibat serangan jantung di RSCM Jakarta, di usia 54 tahun.
Warisan yang Ditinggalkan
Meskipun telah tiada, kontribusi Mohammad Gudono dalam dunia akademik dan kehidupan sosial tetap dikenang oleh banyak pihak. Dedikasi dan pengabdiannya di UGM, serta perannya sebagai seorang ayah dan suami, menjadi warisan berharga yang terus dikenang oleh keluarganya, rekan-rekan akademisi, dan para mahasiswa yang pernah ia bimbing.
Sosok Prof. Gudono adalah teladan dalam bidang pendidikan, yang membuktikan bahwa dedikasi dan integritas dalam profesi dapat meninggalkan jejak yang tak terlupakan. BP/CW1
Komentar