Jakarta,harianbatakpos.com – Dalam pidato perdananya usai dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menekankan pentingnya peningkatan kualitas pendidikan di Tanah Air. Salah satu isu yang disoroti oleh Prabowo adalah banyaknya sekolah-sekolah di Indonesia yang tidak terurus, baik dari segi infrastruktur maupun fasilitas pendidikan lainnya.
“Banyak sekolah-sekolah kita yang tidak terurus. Saudara-saudara, kita harus berani melihat ini semua dan kita harus berani menyelesaikan masalah ini semua,” ujar Presiden Prabowo dalam pidatonya di depan para hadirin di Istana Merdeka pada Selasa (22/10/2024).
Pernyataan tersebut sejalan dengan visi pemerintahannya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan. Menurut Peraturan Presiden Nomor 139 Tahun 2024 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kementerian Negara, seluruh urusan pendidikan dasar dan menengah kini berada di bawah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang dipimpin oleh Menteri Abdul Mu’ti.
Menjawab tantangan yang diungkapkan oleh Presiden Prabowo, Menteri Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan dua program prioritas (quick win) yang segera diimplementasikan untuk memperbaiki kondisi sekolah-sekolah di Indonesia. Salah satu program tersebut adalah renovasi besar-besaran yang mencakup perbaikan ruang kelas, fasilitas mebeler, dan sarana MCK (mandi, cuci, kakus) di lebih dari 22 ribu sekolah.
“Renovasi ini akan dilakukan secara menyeluruh di berbagai sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 20 triliun,” ungkap Abdul Mu’ti dalam keterangan persnya setelah prosesi pelantikan di Istana Merdeka.
Program renovasi sekolah ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan kondisi fisik sekolah yang selama ini dianggap memprihatinkan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk tahun ajaran 2022/2023, dari total 399.376 unit sekolah yang ada di Indonesia, sebagian besar sekolah mengalami kerusakan ringan hingga berat, terutama di tingkat pendidikan dasar seperti SD dan SMP.
Selain program renovasi, pemerintah juga mengalokasikan dana sebesar Rp 4 triliun untuk membangun sekolah unggul terintegrasi di berbagai daerah. Sekolah-sekolah unggul ini diharapkan menjadi pusat pengembangan pendidikan berkualitas yang dapat melahirkan siswa-siswa berprestasi serta mempersiapkan generasi penerus bangsa yang kompetitif di tingkat global.
Abdul Mu’ti menegaskan bahwa program ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi membutuhkan partisipasi seluruh elemen masyarakat. “Kami ingin ada sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama mencerdaskan kehidupan bangsa,” jelasnya.
Tantangan utama yang dihadapi oleh sektor pendidikan di Indonesia saat ini adalah buruknya kondisi infrastruktur di sebagian besar sekolah. Berdasarkan data BPS, kondisi ruang kelas di sekolah dasar (SD) hanya sekitar 46,56% yang dalam keadaan baik, sementara 44,74% mengalami kerusakan ringan atau sedang, dan 8,70% mengalami kerusakan berat.
Angka tersebut cukup memprihatinkan, terutama mengingat pentingnya pendidikan dasar dalam membentuk fondasi keterampilan dan pengetahuan anak-anak Indonesia. Di tingkat SMP, sebanyak 56,17% ruang kelas berada dalam kondisi baik, namun sisanya mengalami kerusakan ringan hingga berat. Kondisi yang lebih baik terlihat di tingkat SMA dan SMK, dengan lebih dari 65% ruang kelas dalam kondisi baik, namun tetap saja sebagian mengalami kerusakan yang harus segera ditangani.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti mengakui bahwa perbaikan pendidikan adalah pekerjaan besar yang membutuhkan waktu dan kolaborasi. Namun, ia menegaskan bahwa pendidikan dasar adalah amanah Undang-Undang Dasar 1945, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen untuk bekerja keras demi memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan akses pendidikan yang layak dan berkualitas.
“Kami siap bekerja sebaik-baiknya. Pendidikan dasar adalah ranah yang sangat penting, dan kami akan terus berusaha untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu bagi semua,” ujar Abdul Mu’ti setelah serah terima jabatan di Gedung Kemendikbud, Jakarta.
Dengan dimulainya pemerintahan baru Prabowo Subianto dan program prioritas di bidang pendidikan, ada harapan besar bahwa masalah infrastruktur pendidikan yang selama ini menjadi keluhan akan segera terselesaikan. Renovasi sekolah-sekolah yang rusak dan pembangunan sekolah unggul menjadi langkah awal menuju perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. Diharapkan, dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, pendidikan yang layak dan bermutu dapat dirasakan oleh semua anak Indonesia, sesuai dengan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa. BP/CW1
Komentar