Pendidikan
Beranda » Berita » Sejarah Asal-Usul Kadal: Fosil 205 Juta Tahun yang Menantang Teori Lama

Sejarah Asal-Usul Kadal: Fosil 205 Juta Tahun yang Menantang Teori Lama

Sejarah Asal-Usul Kadal: Fosil 205 Juta Tahun yang Menantang Teori Lama (jawapos.com)
Sejarah Asal-Usul Kadal: Fosil 205 Juta Tahun yang Menantang Teori Lama (jawapos.com)

Medan, Harianbatakpos.com – Di sebuah tambang dekat Bristol, fosil kecil dari bebatuan era Trias ditemukan dan diidentifikasi sebagai kadal modern tertua.

Penelitian dari tim Universitas Bristol membuktikan bahwa fosil ini berusia setidaknya 205 juta tahun dan termasuk dalam kelompok Squamata, yang mencakup kadal dan ular.

Penemuan ini menggeser asal-usul kelompok Squamata hingga 35 juta tahun lebih awal dari yang sebelumnya diperkirakan, dilansir dari  jawapos.com.

Penjurusan SMA: Mengembalikan IPA, IPS, dan Bahasa untuk Masa Depan Siswa

Namun, penemuan ini sempat menuai kontroversi ketika tim peneliti lain pada tahun 2023 menyatakan bahwa fosil tersebut bukanlah kadal, melainkan archosauromorph, kelompok yang lebih dekat dengan buaya dan dinosaurus.

Untuk menjawab kritik tersebut, tim Bristol menganalisis ulang data dengan menggunakan fosil asli dan citra CT scan, yang membuktikan kesalahan pada sebagian besar kritik tersebut.

Analisis terbaru menunjukkan bahwa anatomi tengkorak, rahang, gigi, dan tulang anggota tubuh Cryptovaranoides mendukung kesimpulan awal.

Data yang diperoleh memperkuat klaim bahwa fosil tersebut adalah bagian dari Squamata, bahkan dekat dengan subkelompok Anguimorpha seperti anguid dan varan. Penelitian ini menjadi tonggak penting dalam memahami evolusi reptil modern.

SPMB 2026: Menuju Sistem Pendidikan yang Lebih Adil dengan Nilai TKA

Dengan pengujian berulang menggunakan ratusan fitur anatomi, tim berhasil memastikan keabsahan penemuan ini.

Cryptovaranoides microlanius kini resmi menjadi fosil kadal modern tertua yang tercatat dalam sejarah.

Penemuan ini tidak hanya menambah wawasan tentang evolusi kadal, tetapi juga membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut dalam bidang paleontologi.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *