Mempawah, HarianBatakpos.com – Ratusan siswa SMA Negeri 1 Mempawah menggelar aksi demo di sekolah akibat kelalaian pihak sekolah dalam pendaftaran Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Video aksi siswa ngamuk itu pun viral di media sosial dan menjadi sorotan publik.
Kelalaian ini membuat lebih dari 113 siswa gagal mengikuti SNBP 2025, yang merupakan jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tanpa tes berdasarkan nilai rapor. Kesalahan ini diduga terjadi akibat keterlambatan seorang guru dalam menginput data siswa eligible, sehingga kesempatan mereka untuk masuk PTN favorit hilang begitu saja.
Siswa SMA Ngamuk Karena Gagal SNBP 2025
Aksi protes berlangsung di SMA Negeri 1 Mempawah, Kalimantan Barat, pada Senin (3/2/2025). Ratusan siswa yang mengenakan pakaian serba hitam menangis dan berteriak di halaman sekolah, menuntut pertanggungjawaban guru dan pihak sekolah. Mereka kecewa karena hak mereka untuk ikut SNBP 2025 terhambat akibat kesalahan administratif.
Seorang guru wanita yang bertanggung jawab atas penginputan data terlihat ketakutan dan meminta maaf kepada para siswa. “Saya benar-benar mohon maaf kepada bapak ibu, semoga solusi yang diberikan sekolah bisa mengganti kesedihan bapak ibu,” ucapnya dengan wajah penuh penyesalan.
Sebagai solusi, pihak sekolah menawarkan program bimbingan belajar (bimbel) gratis selama tiga bulan untuk membantu siswa mempersiapkan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025, yakni jalur ujian tulis masuk PTN. Namun, solusi ini justru membuat siswa semakin emosi karena mereka merasa kehilangan kesempatan emas untuk masuk PTN tanpa tes.
Guru Diduga Lalai, Siswa Tambah Kecewa
Salah satu siswa, Muhammad Hafis, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kelalaian guru dalam menangani pendaftaran SNBP 2025. Menurutnya, waktu yang diberikan untuk menginput data sudah cukup panjang, dari Desember hingga akhir Januari, tetapi tetap tidak selesai.
“Kekecewaan kami adalah pihak sekolah, terutama waka kurikulum, lalai terhadap tugasnya. Bahkan di tengah banjir, beliau masih sempat membuat video TikTok bermain sampan, sementara data kami belum juga diinput,” ujar Hafis.
Kemarahannya semakin memuncak ketika salah satu guru mencoba menyalahkan faktor banjir sebagai alasan keterlambatan penginputan data. “Siapa yang mendatangkan banjir?” tanya guru tersebut, yang langsung disambut teriakan protes dari para siswa.
Orang Tua Siswa Ikut Marah dan Minta Guru Dipindahkan
Tidak hanya para siswa, orang tua mereka juga turut emosi dan meminta agar guru yang lalai tersebut segera dipindahkan. Seorang wali murid menegaskan bahwa kesalahan ini mencoreng nama baik SMA Negeri 1 Mempawah.
“Saya minta pindahkan gurunya dari Kabupaten Mempawah. Demi nama baik sekolah, biarpun berat,” ujar orang tua siswa dengan nada tegas.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Mempawah, Endang Superi Wahyudi, mengakui adanya kelalaian dalam proses penginputan data SNBP 2025. “Kami akui ini merupakan human error ataupun kelalaian dari kami,” katanya.
Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak sekolah siap membiayai bimbingan belajar selama tiga bulan bagi para siswa eligible agar mereka dapat bersiap menghadapi SNBT 2025.
Komentar