Nasional
Beranda » Berita » Dampak Penurunan Pinjaman dari Pemberi Utang Terbesar ke Indonesia

Dampak Penurunan Pinjaman dari Pemberi Utang Terbesar ke Indonesia

ilustrasi (kompas.com)
ilustrasi (kompas.com)

Medan,  HarianBatakpos.com – Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China telah menciptakan ketidakpastian ekonomi global, yang menyebabkan penurunan investasi langsung dari kedua negara tersebut ke Indonesia. Pemberi utang terbesar ke RI, yakni Singapura, AS, dan China, secara bersamaan menurunkan nilai pinjaman mereka. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.

Penurunan Utang Luar Negeri Indonesia

Bank Indonesia (BI) dalam keterangannya baru-baru ini menyampaikan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per Februari 2025 mengalami penurunan dibandingkan dengan ULN pada Januari. ULN per Februari 2025 mencapai 427,2 miliar Dolar AS atau sekitar Rp7.176 triliun. Penurunan ini mencerminkan kehati-hatian investor dalam menanamkan modal mereka di tengah ketidakpastian global.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyatakan, “Posisi ULN Februari 2025 juga dipengaruhi oleh faktor penguatan mata uang Dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah.” Ini menunjukkan bahwa kondisi global yang tidak stabil sangat berpengaruh terhadap perekonomian domestik.

Profil Lengkap Menteri PANRB Rini Widyantini

Dampak Penurunan Pinjaman

Sejauh ini, kreditur utang Indonesia dengan porsi terbesar adalah Singapura, diikuti oleh AS dan China. Namun, ketiga negara kreditur tersebut telah menurunkan nilai pinjamannya per Februari 2025. Singapura yang semula memberikan ULN sebesar 55,78 miliar Dolar AS kini turun menjadi 55,45 miliar Dolar AS. Penurunan juga terjadi pada utang dari AS dan China.

Penurunan pinjaman ini menjadi sinyal bahwa para pemberi utang terbesar ke RI mulai merasa khawatir terhadap stabilitas ekonomi Indonesia. Jika kondisi ini terus berlanjut, bisa jadi dampaknya akan lebih luas, termasuk terhadap pertumbuhan ekonomi dan investasi di masa depan.

Secara keseluruhan, penurunan pinjaman dari pemberi utang terbesar ke RI menunjukkan adanya kehati-hatian dalam investasi di Indonesia. Dalam menghadapi ketidakpastian global, penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah strategis guna menjaga stabilitas ekonomi dan menarik kembali minat investor asing.

Retret Gelombang II: Ponsel Diperbolehkan, Ajudan Dilarang

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *