Bentrok Mahasiswa Dan Polisi Di DPRD Sumut, Aktivis YRKI, Irsan Armadi Kecam Tindakan Brutal Aparat Kepolisian

Irsan Armadi, SH, MSi

Medan-BP: Yayasan Rumah Konstitusi Indonesia (YRKI) mengecam segala bentuk tindakan brutal aparat polisi terhadap mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Sumut. Dalam aksi itu, beberapa mahasiswa terluka dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Selain itu, kami minta pihak Poldasu ,Kapolda Sumut serta Kapolrestabes Medan agar mengusut tuntas dan menangkap segera oknum yang dengan sengaja membuat terjadinya bentrokan antara mahasiswa dan kepolisian.

Hal itu ditegaskan Aktivis YRKI Irsan Armadi, SH. M.Si dalamsiaran pers yang disampaikan ke redaksi harianbatakpos.com, Jumat (21/9/2018) sehubungan ekses aksi unjukrasa yang dilakukan oleh aliansi mahasiswa Se-Kota Medan di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara, Kamis (20/9/2018).

Aksi yang dilakukan mahasiswa itu, jelas Armadi, adalah suatu bentuk penyampaian aspirasi atas ketidakadilan yang ingin memperjuangkan haknya atas berbagai macam tuntutan untuk pemerintah yang diantaranya agar menstabilkan perekonomian di negeri ini dan memberikan ruang untuk kebebasan berpendapat.

Hal itu, tertera dalam UUD '45 Pasal 28 E ayat 3. Di Indonesia, kebebasan berpendapat merupakan salah satu HAM yang masih sering dilanggar. Sampai saat ini, masih banyak orang yang belum menghargai dan menghormati hak kebebasan berpendapat seseorang. Tidak sedikit kasus yang terjadi akibat pelanggaran HAM, khususnya hak kebebasan berpendapat. Banyak sekali orang-orang yang mengeluarkan pendapatnya di media sosial bisa berujung di pengadilan.

Lagi pula, terangnya lagi, mahasiswa mengeluarkan pendapat melalui aksi demonstrasi yang merupakan bahagian dari advokasi non litigasi. Mahasiswa merupakan kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan tinggi, sehingga dengan cara yang arif dan bijaksana dalam melakukan proses tahapan penyampaian pandangan di muka umum.

Namun, sangat disesalkan karena ada oknum yang sengaja merusak, sehingga terjadi ketidakkondusifan yang berakibat terjadi bentrokan antara mahasiswa dengan aparat kepolisian. Mahasiswa akhirnya terpancing emosi, yang seharusnya aparat kepolisian dapat menenangkan tindakan mahasiswa dengan cara tidak melakukan perlawanan, kata Armadi. (BP/EI)

Penulis:

Baca Juga