AS Terapkan Bea Masuk Ke Produk Cina Bernilai Hampir Rp 3000 T

Jakarta-BP:Perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina bereskalasi setelah AS mengenakan bea masuk terhadap 6.000 produk impor Cina bernilai US$200 miliar atau hampir Rp3.000 triliun.

Presiden AS, Donald Trump, mengatakan penerapan bea masuk ini merupakan tanggapan dari aski Cina yang melakukan "praktik dagang tidak adil, termasuk subsidi dan aturan yang mensyaratkan perusahaan-perusahaan asing di sektor tertentu menghadirkan mitra lokal".

"Kami sudah sangat jelas mengenai jenis perubahan yang harus dilakukan, dan kami telah memberi semua peluang kepada Cina untuk memperlakukan kami lebih adil. Tapi, sejauh ini, Cina tidak bersedia mengubah praktiknya," ujar Trump.

Dia memperingatkan bahwa jika Cina membalas, maka AS akan "langsung melaksanakan fase tiga" yaitu penerapan bea masuk terhadap produk impor Cina senilai US$267 miliar atau hampir Rp4.000 triliun.

Hal ini berarti nyaris semua impor Cina ke AS akan dikenai bea masuk.

Produk apa yang disasar?

Bea masuk sebesar 10%-25% yang akan berlaku mulai 24 September mendatang diterapkan pada barang keperluan sehari-hari, mulai dari koper, tas jinjing, kertas toilet, hingga wol.

Produk makanan juga tak luput dikenai bea masuk, seperti daging beku, beragam jenis ikan, kedelai, buah-buahan, serta beras.

Bea masuk AS terhadap produk impor Cina semula meliputi lebih dari 6.000 jenis barang, namun sebanyak 300 jenis belakangan dicoret dari daftar, antara lain jam pintar, helm sepeda, serta kursi untuk bayi.

Perubahan ini dilakukan setelah protes keras sejumlah perusahaan, termasuk Apple, Dell, dan Hewlett Packard Enterprise.

Perusahaan-perusahaan ini khawatir penerapan bea masuk akan meningkatkan harga jual mengingat banyak produk mereka dibuat di Cina.

Bukankah AS sebelumnya sudah menerapkan bea masuk?

Ditambah langkah terkini, AS telah tiga kali menerapkan bea masuk terhadap produk Cina sepanjang 2018.

Pada Juli, Gedung Putih memberlakukan bea masuk terhadap produk Cina senilai US$34 miliar. Kemudian, bulan lalu, pajak sebesar 25% diterapkan terhadap produk Cina senilai US$16 miliar.

Secara keseluruhan, sekitar setengah dari seluruh produk impor Cina telah dikenai bea masuk tambahan.

Dampaknya, warga AS akan merasakan peningkatan harga barang keperluan sehari-hari.
Di sisi lain, perusahaan-perusahaan AS risau hal ini bakal berdampak pada kelangsungan bisnis mereka dan memperingatkan risiko pengurangan karyawan.

"Bea masuk telah menghasilkan pengurangan karyawan dan eskalasi ini akan terus menghimpit perusahaan-perusahaan AS dengan biaya produksi lebih tinggi dan petani-petani AS merasakan nilai komoditas merosot," kata Jonathan Gold, juru bicara koalisi petani, sektor manufaktur, peritel penentang bea masuk.

Meski sejumlah ekonom memperkirakan bea masuk ini sedikit berpengaruh terhadap ekonomi AS secara keseluruhan, mereka mengingatkan bahwa dampak-dampaknya sulit ditebak.

Bagaimana tanggapan Cina?

Pemerintah Cina sebelumnya sudah melakukan aksi balasan dengan menerapkan bea masuk terhadap produk AS senilai US$50 miliar.

Produk-produk AS yang disasar berkaitan dengan sektor pertanian—yang merupakan basis politik Presiden Trump.

Cina juga merancang rencana untuk menerapkan bea masuk tambahan ke produk AS senilai US$60 miliar.

Pertemuan tingkat tinggi sudah dilaksanakan pada Mei, tanpa adalah jalan keluar.

Pemerintah Cina dilaporkan akan menolak perundingan dagang baru jika Presiden Trump menerapkan bea masuk terhadap produk Cina senilai US$200 milair.

Penasihat ekonomi Trump, Larry Kudlow, sebelumnya mengatakan Gedung Putih siap berbincang.

"Kami siap berunding dan berbincang dengan Cina kapanpun mereka siap melakukan negosiasi serius dan substantif." (Bbc/JP)

Penulis:

Baca Juga