Medan, HarianBatakpos.com – Kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam konteks Perang Dagang telah menyebabkan dampak yang signifikan, tidak hanya pada perdagangan global tetapi juga di dalam negeri. Negara bagian California, yang merupakan negara bagian terkaya di AS, baru-baru ini mengambil langkah berani dengan menggugat Trump terkait kebijakan tarif ini. Gubernur California, Gavin Newsom, menegaskan bahwa kebijakan tersebut merugikan ekonomi negara bagian yang mengandalkan ekspor.
Dalam gugatannya, California mengklaim bahwa tarif yang dikenakan Trump secara sepihak telah menyebabkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki. “Tarif yang tidak sah dari Presiden Trump menimbulkan kekacauan pada rumah tangga, bisnis, dan ekonomi California,” ujar Newsom. Ia menambahkan bahwa banyak warga yang menderita akibat kebijakan ini, tetapi merasa tidak memiliki kekuatan untuk melawan, dikutip dari kompas.com.
California, sebagai tulang punggung ekonomi AS, memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) yang mencapai 3,9 triliun dolar AS pada tahun 2023. Hal ini menjadikannya lebih dari 50 persen lebih besar dibandingkan dengan Texas, negara bagian terbesar kedua. Kebijakan tarif ini berpotensi mengancam lapangan pekerjaan dan daya beli warga. Newsom menekankan, “(Perang dagang) menaikkan harga-harga dan mengancam lapangan pekerjaan.”
Dengan menggugat Trump, California berharap dapat menegakkan hukum dan melindungi warganya dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebijakan yang dianggap melanggar hukum ini. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa kebijakan ekonomi harus mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat, terutama di negara bagian yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
Kebijakan tarif Trump dan tanggapan California menunjukkan kompleksitas dalam hubungan federal dan negara bagian di AS. Ini adalah contoh nyata bagaimana kebijakan ekonomi dapat memicu ketidakpuasan dan perlawanan di tingkat lokal.
Komentar