Medan, HarianBatakpos.com – Wacana kebijakan libur sekolah selama puasa Ramadan menimbulkan polemik di kalangan masyarakat. Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengungkapkan kekhawatiran akan dampak negatif bagi siswa dan guru akibat kebijakan ini.
Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim, menyoroti bahwa libur sekolah penuh selama Ramadan berpotensi mengganggu proses pembelajaran siswa. “Kami khawatir ini akan berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak. Karena apa?
Anak-anak itu kalau diliburkan selama sekolah, justru mereka bisa terjebak kegiatan-kegiatan negatif,” terangnya, dilansir dari detik.com.
Dampak Negatif Terhadap Siswa
Kekhawatiran ini diperkuat dengan kurangnya pengawasan terhadap anak selama libur. Salim menekankan bahwa saat di rumah, orang tua yang bekerja tidak dapat memantau aktivitas anak, berpotensi meningkatkan risiko keterlibatan dalam kegiatan yang tidak produktif seperti bermain game online atau berselancar di media sosial.
P2G juga menambahkan bahwa libur sekolah yang terlalu lama dapat menyebabkan siswa tertinggal dalam pencapaian kompetensi.
Dengan waktu libur selama sebulan, “waktu 3 sampai 4 minggu kalau diliburkan betul-betul full, tidak ada pembelajaran secara akademis, ini akan mengancam ketertinggalan materi,” ujar Salim.
Dampak Terhadap Guru
Tak hanya siswa, kebijakan ini juga merugikan guru, terutama di madrasah swasta. Salim menjelaskan bahwa mayoritas madrasah di bawah Kementerian Agama adalah swasta dan banyak di antaranya memiliki gaji guru yang sangat rendah.
“Jika orang tua tidak membayar SPP secara penuh, yayasan akan berdampak pada pengurangan gaji guru,” tambahnya.
P2G merekomendasikan agar kegiatan pembelajaran selama Ramadan tidak dihentikan. Mereka menyarankan agar sekolah mengatur program-program pembelajaran yang mengombinasikan konten akademis dengan kegiatan ritual bulan puasa.
“Jadi selama bulan Ramadan, bisa didesain kurikulum pembelajarannya adalah mengkombinasikan antara konten mata pelajaran dengan konten yang bernuansa ritual,” jelasnya.
Dengan pendekatan yang lebih seimbang, diharapkan siswa tetap mendapatkan pendidikan yang berkualitas, tanpa mengabaikan nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam bulan suci Ramadan.
Komentar