DBD Tewaskan Dua Orang di Papua, Tiga Orang di NTT

Fogging atau pengasapan untuk membunuh nyamuk penyebab DBD.

Jakarta-BP: Demam Berdarah Dengue (DBD) mengakibatkan dua orang meninggal di Biak, Papua, dan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Jumlah penderita pun disebut potensial meningkat akibat musim hujan.

Angka penderita DBD di Biak, Papua, tercatat tertinggi di Papua yakni sebanyak 25 penderita dan dua orang diantaranya meninggal dunia.

Selain Biak, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Papua Aaron Rumainum mengatakan kabupaten lain yang jumlah penderita DBD-nya meningkat adalah Kabupaten Merauke dengan jumlah penderita 14 orang dan Kabupaten Asmat 10 orang.

Di samping itu, Kabupaten Boven Digul punya 16 kasus DBD dan Kabupaten Nabire tiga kasus, serta Kota Jayapura dua orang diduga DBD.

"Kami berharap dinas kesehatan kabupaten dan kota segera tanggap dan melakukan pencegahan sesuai prosedur yakni 3 M yaitu menguras, mengubur barang bekas yang bisa menjadi tempat bersarangnya nyamuk, dan menutup rapat tempat penampungan air," kata Rumainum, dikutip dari Antara, Jumat (1/2).

Ia mengatakan selain melakukan 3 M, warga juga diminta senantiasa membersihkan bak mandi, gunakan kasa nyamuk, tidak menumpuk atau menggantung pakaian (baju) terlalu lama.

Selain itu, ujarnya harus dilakukan pengasapan atau fogging di kawasan yang dianggap rawan dan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti penyebaran nyamuk yang beroperasi sepanjang siang.

"Jumlah penderita DBD dikhawatirkan bisa terus bertambah bila tidak segera diatasi mengingat saat ini musim hujan," sambung Aaron.

Sementara itu, Bupati Sumba Timur Gedeon Mbiliyora mengatakan tiga anak dilaporkan meninggal dunia akibat terserang DBD di Kabupaten Sumba Timur, NTT.

"Pasien DBD yang meninggal sejak kasus DBD muncul pada 1 Januari hingga 30 Januari berjumlah tiga orang anak," katanya.

Kasus DBD terakhir yang meninggal dunia pada Rabu, (30/1) pukul 20.30 WITA. Korban berasal dari Kelurahan Kambajawa, Kecamatan Kota Waingapu.

"Saya mendapat laporan dari rumah sakit bahwa, anak itu meninggal dunia karena gagal napas," katanya.

Menurut dia, jumlah kasus DBD yang tercatat sepanjang Januari 2019 berjumlah 86 pasien. Semuanya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umbu Rara Meha.

Para pasien DBD yang dirawat di RSUD tersebut rata-rata pasien anak-anak dibawah 15 tahun.

Dia mengatakan pemerintah telah mengambil langkah-langkah penanganan yakni dengan melakukan fogging ke pemukiman-pemukiman penduduk.

Selain itu, melalui pemerintah desa/kelurahan, pemerintah memberikan himbauan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, agar tidak memberikan ruang bagi nyamuk untuk berkembang.

Bupati juga mengimbau warga untuk segera membawa pasien ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan ataupun perawatan jika ada gejala demam berdarah pada anak-anak maupun orang dewasa.

(CnnIndonesia) BP/JP

Penulis:

Baca Juga