Deflasi September 2024 Dipicu Penurunan Harga BBM

Deflasi September 2024 Dipicu Penurunan Harga BBM
Deflasi September 2024 Dipicu Penurunan Harga BBM

Jakarta, HarianBatakpos.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa bahan bakar minyak (BBM) menjadi salah satu penyumbang utama deflasi pada bulan September 2024, yang menandai kelanjutan tren penurunan selama lima bulan berturut-turut.

Dalam konferensi pers Rilis BPS di Jakarta, Selasa, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa harga beberapa jenis BBM, termasuk Pertamax Turbo, Pertamina Green 95, Pertamina Dex, dan Dexlite, mengalami kenaikan harga pada 2 Agustus 2024. Namun, pada 1 September 2024, harga BBM tersebut mengalami penurunan, di mana Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Green 95, Pertamina Dex, dan Dexlite mengalami penyesuaian harga.

Amalia juga mencatat bahwa harga Pertamax Turbo kembali mengalami penyesuaian di beberapa wilayah pada 2 September 2024, yang berdampak langsung pada capaian deflasi bulan ini. "Setelah sebelumnya inflasi, komoditas bensin dan solar mengalami deflasi pada September 2024, dengan tingkat deflasi masing-masing sebesar 0,72 persen dan 0,74 persen," ujar Amalia.

Menurut data BPS, penurunan harga bensin menyumbang deflasi dengan andil sebesar 0,04 persen. "Tingkat deflasi bensin pada September 2024 merupakan yang terendah sejak Desember 2023," tambahnya.

Dari segi kelompok, transportasi menjadi salah satu penyumbang utama deflasi pada September 2024 dengan andil 0,02 persen, di mana tingkat deflasi kelompok ini secara keseluruhan mencapai 0,16 persen. Selain itu, kelompok pengeluaran yang berkontribusi terhadap deflasi adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan tingkat deflasi 0,17 persen serta andil 0,59 persen terhadap inflasi umum.

Komoditas utama yang berperan dalam deflasi bulanan mencakup cabai merah sebesar 0,09 persen, cabai rawit sebesar 0,08 persen, serta telur ayam ras dan daging ayam ras masing-masing sebesar 0,02 persen. Beberapa komoditas lainnya seperti tomat, daun bawang, kentang, dan wortel juga memberikan kontribusi dengan penurunan masing-masing sebesar 0,01 persen.

Secara keseluruhan, komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,16 persen dengan andil 0,10 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen inti adalah kopi bubuk dan biaya akademi/perguruan tinggi. Selain itu, komponen harga yang diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,04 persen dengan andil 0,01 persen terhadap inflasi umum, di mana bensin menjadi komoditas penyumbang utama.

Sementara itu, komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 1,34 persen, dengan andil terhadap inflasi umum sebesar 0,21 persen.

Penulis: Affif Dwi As'ari

Baca Juga