Ditolak Di Bangka Belitung, Ini Respon Ratna Sarumpaet
Jakarta-BP: Aksi penolakan sekelompok massa atas kedatangan Ratna Sarumpaet dan Rocky Gerung untuk menghadiri sebuah acara diskusi di Kepulauan Bangka Belitung dinilai sebagai aksi rekayasa politik yang didalangi intelijen.
"Ini aksi penolakan politik yang direkayasa oleh pihak intelijen. Direkayasa, disutradarai. Masa spanduk penolakan bisa banyak begitu di setiap sudut kota?" kata Ratna saat dihubungi VIVA, Sabtu 25 Agustus 2018.
Ratna menjelaskan, pihak penyelenggara acara diskusi sudah berusaha memindahkan lokasi acara tersebut ke beberapa tempat. Namun, diakui Ratna bahwa hal itu pun juga masih dihalang-halangi oleh pihak aparat setempat.
"Kan dari kemarin sudah dilarang, dipindah-pindah. Semua resto yang di-booking panitia digagal-gagalkan. Ini rekayasa, karena enggak ada rakyat menolak. Bahasa-bahasa yang mereka pakai itu bahasa intelijen," ujarnya.
Ratna bahkan mengaku, upayanya menemui sejumlah kelompok masyarakat nelayan di sana pun juga terus dibuntuti oleh beberapa mobil aparat. Sehingga, sejumlah upaya komunikasinya dengan para nelayan itu pun gagal dilakukan akibat dihalang-halangi.
"Setelah kelompok penolak itu saya temui, lima menit kemudian mereka nunduk-nunduk, enggak protes apa-apa. Terus saya dibuntuti polisi bermobil-mobil di tempat nelayan. Itu orang-orang mau berkumpul sama saya malah dibubar-bubarin," kata Ratna.
Oleh karenanya, Ratna pun menyayangkan kejadian-kejadian semacam ini, sehingga hak masyarakat untuk bebas berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat seperti yang dijamin Undang-undang, saat ini seakan menjadi tidak berarti lagi.
"Ini acara diskusi paling-paling seratus-dua ratus orang, lalu kenapa sekarang orang ngobrol aja dilarang-larang? Semua dilabrak sekarang, dan itu saya enggak happy banget itu," ujarnya. (VIVA/JP)
Komentar