Duterte Sebut Inflasi Filipina Dimulai Dari Presiden AS Menerapkan Tarif Impor Barang China
Jakarta-BP: Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyalahkan Presiden Amerika Serikat (AS) karena meningkatnya harga-harga konsumsi di negara lumbung padi tersebut.
Perang dagang yang semakin meningkat antara AS dan China telah menyebabkan inflasi terhadap kebutuhan pokok warga Filipina. Kebutuhan pokok yang paling terkena dampaknya adalah beras dan minyak.
"Inflasi ini di bawah pemerintahan saya, percaya atau tidak, dimulai dari Amerika di bawah Trump yang menerapkan tarif impor barang-barang China. Tarif ini pun mendorong pembalasan China," kata Duterte pada konferensi pers di Filipina selatan kota Davao, setelah kunjungannya ke Israel dan Yordania dan dilansir oleh Bloomberg(9/9).
"Ketika Amerika menaikkan (tarif), maka tarif dan suku bunga, semuanya ikut naik," katanya.
Inflasi Filipina pun meningkat 6,4 persen pada Agustus di tengah kenaikan harga beras dan minyak. Namun, Bank Sentral Filipina menilai tuduhannya Duterte tersebut hanya bagian dari upaya politiknya saja.
Tidak hanya beras dan minyak, harga-harga barang lain naik sejak dimulainya tingginya pajak pada makanan, minuman beralkohol, dan tembakau pada awal 2018. Harga beras sendiri sebenarnya telah naik sejak musim kemarau sehingga hal ini meningkatkan inflasi.
"Para investor asing pun diguncang oleh kenaikan harga konsumen, peso yang jatuh dan perkembangan politik," kata Jose Lim, presiden di Metro Pacific Investments Corp, salah satu perusahaan infrastruktur terbesar di negara itu.
Sumber: Akurat (JP)
Komentar